dc.description.abstract |
Keuntungan merupakan tujuan utama seluruh pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya.
Pelaku usaha memasuki pasar agar mendapat keuntungan dari produk yang diproduksinya.
Seiring Indonesia memasuki era globalisasi, peluang bagi para pelaku usaha menjadi
semakin luas, hal ini tentunya berlaku pula terhadap industri tekstil. PT. Weston merupakan
salah satu perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan kain (makloon)
yang terletak di Kota Bandung yang dipilih peneliti sebagai unit analisis penelitian mengenai
dampak dari perhitungan kontribusi laba pelanggannya terhadap laba secara keseluruhan.
Analisis profitabilitas pelanggan dilaksanakan untuk mengetahui pelanggan mana yang
paling menguntungkan setelah memperhitungkan hidden profit dan hidden loss yang dapat
diketahui melalui pembebanan biaya tidak langsung ke masing-masing pelanggan
menggunakan activitity based costing system. Laba dan biaya yang tersembunyi tersebut
disebabkan karena tidak adanya upaya untuk mengalokasikan selling, marketing, technical,
and administration cost kepada masing-masing pelanggan secara individual, atau
pengalokasiannya tidak dilakukan menggunakan cost driver-nya.
Penelitian dilakukan dengan studi kasus pada PT. Weston yang memiliki dua
pabrik yang terletak di Jalan Ciroyom No. 95, Bandung, dan Jl. Junti Hilir No.72 Kopo
Ketapang, Bandung. Produk utama PT. Weston merupakan jasa pembuatan kain (makloon)
yang merupakan raw material dari produk-produk pelanggan PT.Weston, seluruh bahan
baku untuk pembuatan kain telah disediakan oleh pelanggan PT. Weston dan biaya
pengiriman bahan baku tersebut ditanggung seluruhnya oleh pelanggan.
Setelah melakukan analisis profitabilitas pelanggan menggunakan Activity
Based Costing, peneliti menemukan bahwa ternyata pelanggan yang memberikan kontribusi
laba terbesar tidak memiliki return yang terbesar. Bila hanya melihat dari perhitungan
kontribusi laba ditemukan bahwa urutan pelanggan dari yang paling besar hingga yang
paling kecil adalah pelanggan A, E, D, C, dan B. Sedangkan bila dilihat dari return masingmasing
pelanggan, yang paling besar hingga yang paling kecil adalah pelanggan E, A, D, B,
dan C. Perbedaan peringkat berdasarkan kontribusi laba dan return di atas disebabkan karena
tidak efisiennya sistem pemesanan dari pelanggan tersebut. Peneliti juga menemukan bahwa
faktor yang paling mempengaruhi laba dalam kasus ini adalah volume penjualan dan asumsi
penulis bahwa pelanggan perusahaan ini tidak melakukan pengendalian terhadap inventory
nya adalah tepat, hal ini dapat dilihat dari frekuensi pemesanan setiap bulan yang dilakukan
oleh para pelanggan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perhitungan biaya
pelanggan menggunakan activity based costing dapat mengungkap biaya-biaya yang
tersembunyi, perilaku pelanggan yang tidak efisien berdampak pada laba perusahaan, dan
perusahaan juga dapat meningkatkan labanya dengan cara mengelola pelanggannya secara
efisien. Saran dari penulis bagi PT. Weston adalah untuk mulai membuat laporan keuangan,
untuk menerapkan activity based costing system, untuk mempertahankan seluruh
pelanggannya, dan mengikuti salah satu strategi untuk menangani pemesanan tidak efisien
yang sering dilakukan oleh pelanggan-pelanggannya seperti penetapan minimum order
quantity, dan mengimplementasikan EDI (Electronic Data Interchange). |
en_US |