Abstract:
Lingkungan merupakan salah satu instrumen penting bagi perusahaan. Perusahaan harus
memperhatikan lingkungan perusahaan, karena adanya hubungan sebab akibat antara proses
produksi dan lingkungan. Suatu kegiatan produksi yang tidak efisien dapat menimbulkan
dampak pencemaran yang tidak dapat dihindari, yang disebabkan oleh bahan yang
digunakan maupun dampak dari penggunaan alat-alatnya. Hal ini terjadi pada perusahaan PT
Batanghari Bengkulu Pratama (PT BBP). Dengan tingkat perkembangan industri karet yang
cukup pesat di Indonesia hal ini harus menjadi perhatian utama agar dapat mengurangi
tingkat dampak pencemaran perusahaan. Salah satu hal yang dapat dilakukan perusahaan
adalah penerapan akuntansi manajemen lingkungan untuk meningkatkan eko-efisiensi pada
proses produksi. Peranan akuntansi manajemen lingkungan disini dapat mengukur tingkat
dari input dan hasil output dari proses produksi, apakah sudah efisien atau belum.
Terbatasnya informasi akuntansi di perusahaan yang menyebabkan perusahaan belum dapat
menerapkan akuntansi manajemen lingkungan.
Akuntansi manajemen lingkungan adalah identifikasi, pengumpulan, analisis
dan penggunaan dua jenis informasi untuk pengambilan keputusan internal. Yang pertama
yaitu informasi fisik tentang penggunaan arus energi, air, dan bahan (termasuk limbah).
Yang kedua, yaitu informasi moneter pada keterkaitan biaya lingkungan, pendapatan, dan
penghematan. Dalam meningkatkan efisiensi dalam proses produksi PT Batanghari
Bengkulu Pratama dapat menggunakan metode material flow cost accounting (MFCA).
Material flow cost accounting (MFCA) adalah alat berharga untuk mengukur dan
menginternalisasikan kinerja lingkungan dan meningkat strategi dalam kaitannya dengan
target pengurangan limbah yang telah ditetapkan untuk mencapai efisiensi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitis. Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis serta
menyajikan data yang berhubungan dengan masalah yang telah diteliti, sehingga dapat
diperoleh gambaran mengenai objek yang diteliti dan nantinya dapat diperoleh kesimpulan
dan ditemukan solusi yang tepat atas masalah yang ada. Objek penelitian dalam penelitian
ini adalah input dan output proses produksi. Penulis melakukan penelitian pada input dan
output karena menurut peneliti elemen penting dalam proses produksi adalah input dan
output.
Berdasarkan dari hasil penelitian, PT Batanghari Bengkulu Pratama belum
menggunakan material flow cost accounting. Setelah penggunaan material flow cost
accounting terlihat terdapat inefisiensi proses produksi. Inefisiensi tersebut terlihat pada nonproduct
output produk yaitu sebesar 41,004%, energy cost sebesar 4,616%, dan conversion
cost sebesar 5,592%. Setelah serangkaian aktivitas dalam memperbaiki non-product output
yang dapat menurunkan tingkat non-product output secara keseluruhan. Dengan penggunaan
metode material flow cost accounting perusahaan dapat mengetahui informasi inefisiensi
pada proses produksi mana. Perusahaan juga dapat memprioritaskan proses produksi mana
dulu yang harus diperbaiki dari besarnya inefisiensi yang telah dihitung.