Abstract:
Perbankan sebagai lembaga intermediasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sektor keuangan. Jika sektor perbankan mengalami guncangan maka stabilitas sistem keuangan akan terganggu dan dapat memicu terjadinya krisis. Dengan begitu, penting bagi bank sentral untuk menjaga stabilitas perbankan. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi stabilitas perbankan salah satunya adalah kompetisi. Di Indonesia, perbankan semakin terkonsentrasi akibat berbagai implementasi program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) salah satunya berkaitan dengan penguatan permodalan bank. Peningkatan konsentrasi perbankan diharapkan dapat menciptakan sistem perbankan yang stabil. Penelitian ini menggunakan paradigma Structure-Conduct-Performance (SCP) untuk menjelaskan pengaruh kompetisi terhadap risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas perbankan dalam menjaga stabilitas perbankan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan Banking Stability Index (BSI) untuk menggambarkan stabilitas perbankan serta penyaluran kredit, penempatan dana antar bank, dan Loan to Deposit Rasio (LDR) untuk menggambarkan risiko yang dihadapi perbankan. Teknik analisis yang digunakan adalah Two Stage Least Square dengan data bulanan perbankan Indonesia tahun 2005 - 2016. Dari tiga jalur risiko perbankan yang diteliti, hanya satu yang dapat memengaruhi stabilitas perbankan yaitu jalur risiko likuiditas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi perbankan membuat perbankan semakin stabil melalui penurunan risiko likuiditas. Oleh karena itu, penting bagi otoritas yang berwenang untuk menjaga tingkat terkonsentrasi pasar yang berlaku pada industri perbankan serta mengawasi pengelolaan risiko perbankan terutama risiko likuiditas dalam mewujudkan stabilitas perbankan.