Abstract:
Produk sawit Indonesia yang dikenal tidak berkelanjutan dan tidak memerhatikan aspek lingkungan mendorong Indonesia untuk ikut serta ke dalam organisasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Akan tetapi, isu mengenai produk sawit yang tidak memerhatikan aspek lingkungan tersebut justru membuat Uni Eropa sebagai negara tujuan ekspor kedua terbesar, memberlakukan kebijakan EU-ETS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana variabel produksi, harga, exchange rate, PDB per kapita negara tujuan ekspor, dan RSPO, dapat memengaruhi nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke pasar Uni Eropa. Penelitian ini menggunakan data dari tahun 1998-2010 dengan menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produksi, harga, exchange rate, dan PDB per kapita, berpengaruh signifikan dengan nilai ekspor minyak sawit. Sedangkan variabel RSPO tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap nilai ekspor minyak sawit.