Abstract:
Sebagai pusat pertumbuhan, kota memiliki sifat dinamis yang lebih menjanjikan bagi masyarakat dalam menunjang kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya mereka, dibandingkan wilayah pedesaan. Ketika jumlah penduduk suatu kota semakin banyak dengan tingkat kepadatan semakin tinggi, maka perkembangan kota berpotensi menjalar (sprawling) ke wilayah-wilayah pinggiran kota, dan ke wilayah-wilayah lain di sekeliling kota tersebut. Berkembangnya aktivitas ekonomi hingga ke wilayah penyangganya, merupakan ciri dari fenomena urban sprawl. Fenomena urban sprawl secara tidak langsung juga dapat menimbulkan masalah pada kemacetan dan berdampak pada pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh meningkatnya kegiatan ekonomi Kota Bandung terhadap fenomena kerusakan lingkungan berupa pencemaran udara di Bandung Raya dari tahun 2009-2014. Pembuktian fenomena pencemaran udara pada penelitian ini menggunakan pendekatan metode korelasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah terbukti bahwa meningkatnya kegiatan ekonomi Kota Bandung memiliki korelasi terhadap pencemaran udara di Bandung Raya.