Abstract:
Permintaan jumlah semen sebagai bahan pengikat pada beton semakin hari semakin meningkat. Dikatakan bahwa penggunaan semen kurang ramah lingkungan, karena pada saat proses memproduksi semen terjadi emisi gas karbon dioksida (CO2) yang akan berdampak ke udara. Penggunaan semen geopolimer merupakan salah satu upaya mengatasi permasalahan ini. Semen geopolimer biasanya menggunakan residu industri yang mengandung aluminium (Al) dan silika (Si) tinggi. Slag sebagai salah satu residu industri digunakan sebagai bahan pengikat pada beton geopolimer, untuk mengaktifkannya digunakan aktivator sodium hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na2SiO3). Penggunaan slag sebagai bahan pengikat dan kalsium oksida (CaO) sebagai akselerator diharapkan dapat mempercepat proses pengikatan dan pengerasan pada beton. Studi eksploratif menggunakan kalsium oksida (CaO) dilakukan dengan proporsi 7,5%; 10%; dan 12,5% terhadap massa slag. Pengujian kuat tekan dilakukan untuk mengetahui perilaku slag dengan kalsium oksida (CaO) pada campuran beton geopolimer. Pada pengujian umur 28 hari didapatkan kuat tekan karakteristik beton slag geopolimer, 7,5% CaO; 10% CaO; dan 12,5% CaO masing-masing adalah 12,073MPa; 15,126MPa; dan 17,188MPa. Hasil studi menunjukkan bahwa kuat tekan dan waktu pengikatan akan semakin meningkat seiring dengan penambahan kadar kalsium oksida (CaO) pada beton geopolimer.