Abstract:
Lumpur Sidoarjo merupakan limbah sekaligus bencana di Indonesia sejak peristiwa kegagalan teknis PT. Lapindo Brantas pada tahun 2006. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Perumahan dan Permukiman Indonesia, lumpur Sidoarjo dapat diolah menjadi agregat ringan untuk pembuatan beton ringan. Beton ringan serta ramah lingkungan juga bisa didapat dengan mengganti material semen sebagai bahan pengikat beton dengan bahan limbah seperti fly ash. Produksi semen yang menghasilkan limbah gas Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx) serta limbah B3 yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu bahan limbah pengganti semen yang dapat digunakan adalah fly ash. Fly ash yang diaktifkan dengan aktivator Sodium Hidroksida (NaOH) dan Sodium Silikat (Na2SiO3) memiliki sifat yang sama dengan campuran semen dan air sebagai bahan pengikat. Pada studi eksperimental ini digunakan agregat kasar dan halus ringan berbahan dasar lumpur Sidoarjo, fly ash, dan aktivator sehingga membentuk beton ringan geopolimer. Hasil pengujian beton ringan geopolimer yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari nilai berat jenis rata-rata beton sebesar 1561,6 kg/m3, nilai kuat tekan rata-rata sebesar 15,49 MPa, nilai kuat tarik belah rata-rata sebesar 1,49 MPa, dan nilai kuat geser rata-rata sebesar 1,84 MPa. Setelah pengujian pelat beton ringan bertulang, didapat nilai momen nominal leleh hasil pengujian sebesar 9,63 kNm, lebih rendah 5,9% dari momen nominal leleh hasil perhitungan teoritis dan momen ultimit sebesar 10,64 kNm, lebih rendah 20,3% dari momen ultimit hasil perhitungan teoritis. Nilai daktilitas yang diperoleh dari pengujian pelat beton bertulang sebesar 1,34.