Abstract:
Pemodelan hidrologi di Indonesia masih banyak dilakukan dengan basis konsep metode rasional ataupun hidrograf satuan, bahkan untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luasan yang besar, yang secara teoritis lebih cocok dianalisis dengan menggunakan model neraca air (water balance model). Hal ini terjadi, seringkali disertai dengan alasan kurangnya data yang dapat diandalkan untuk melakukan pemodelan. Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara reliabilitas data dengan kualitas pemodelan menggunakan neraca air, dengan juga mengevaluasi pemilihan fungsi objektif yang dipilih. Hasil studi menunjukkan penggunaan fungsi objektif Nash-Sutcliffe (NS) dan Relative Volume Error (RVE) saja tidak cukup, tetapi perlu disertai dengan evaluasi visual dan hubungan kecocokan parameter model dengan karakteristik fisik DAS. Pemodelan berbasis harian DAS Cikapundung Hulu pada periode tahun 2001 – 2008 memberikan nilai RVE yang baik, yaitu 0,034. Namun, evaluasi visual dengan membandingkan debit hasil observasi dengan simulasi memberikan sebaran yang besar, dengan nilai r2 0,2366. Hal ini dievaluasi tidak hanya terhadap ketidakcocokan antara karakteristik DAS dengan model yang digunakan, tetapi juga terhadap kualitas data yang pada beberapa pencatatan memberikan nilai yang tidak konsisten.