Abstract:
Perkembangan arsitektur saat ini menunjukkan situasi dan kondisi yang memprihatinkan, dengan banyaknya muncul fenomena perkembangan arsitektur modern tanpa mengindahkan budaya dan nilai nilai lokal. Dengan demikian menjadikan arsitektur tanpa nilai budaya tersebut pada akhirnya akan meruntuhkan identitas dan karakteristik lokal. Tetapi dalam perkembangannya juga ada beberapa karya arsitektur yang pada awalnya dibangun dan dipadukan dengan nilai lokal dan modern seperti pada Bangunan Islamic Center di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung merupakan salah satu contoh yang dapat dijadikan dasar untuk memahami arsitektur berdasarkan nilai lokal dan modern melalui kajian ragam bentuk akulturasi arsitektur.
Tujuan penelitian ini membahas tentang ragam bentuk akulturasi arsitektur lokal dan modern pada bangunan Islamic Center di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung yang ditinjau dari aspek ragam bentuk akulturasi arsitektur dan dominansi akulturasi yang terjadi pada aspek lokal dan modern. Pada penelitian ini menekankan pada kasus bangunan Islamic Center di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung yang terdiri dari 2 (dua) bangunan utama, yakni : bangunan Balai Adat (Sesat Agung) dan Masjid (99 Cahaya) atau dikenal dengan Masjid Baitushobur serta Fasilitas penunjang lainnya termasuk lansekap secara keseluruhan yang saat ini berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan wisata religi.
Teori yang diterapkan pada kajian ini merujuk pada (1) teori budaya dan arsitektur Lampung, (2) teori ragam bentuk akulturasi arsitektur, (3) teori fungsi, bentuk dan makna (fbm), (4) teori ordering principle, (5) teori archetypes. Disamping itu metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, analitik dan interpretatif yang dapat digunakan dalam melakukan telaah dan penelusuran mendalam terhadap objek sebagai kasus studi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ragam bentuk akulturasi arsitektur yang terjadi pada bangunan Islamic Center di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung ini menunjukkan dominansi yang terjalin erat antara unsur lokalitas dan modernitas yang terlihat pada ekspresi bentukan arsitekturnya, baik pada bentuk eksterior maupun interior.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat, pentingnya lokalitas dalam membangun dan melestarikan budaya dan arsitektur lokal, disamping itu juga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan arsitektur kedepan. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan untuk proses pembelajaran, termasuk dapat diterapkan dalam kegiatan merancang dan membangun arsitektur sebagai sebuah karya lingkungan binaan.