Studi penentuan natural resources conservation service curve number di daerah aliran Sungai Brantas Hulu

Show simple item record

dc.contributor.advisor Adidarma, Wanny K.
dc.contributor.advisor Riyanto, Bambang Adi
dc.contributor.author Ramadan, Anri Noor Annisa
dc.date.accessioned 2018-07-30T01:35:42Z
dc.date.available 2018-07-30T01:35:42Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other tes1906
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/6605
dc.description.abstract Siklus hidrologi memiliki elemen yang sangat penting, yaitu hubungan antara hujan – limpasan. Perhitungan hujan – limpasan terdiri atas tiga komponen, yaitu kehilangan akibat resapan, hujan efektif, dan aliran dasar. Seringkali perhitungan lebih terfokus pada pengalihragaman hujan efektif menjadi limpasan daripada kehilangan akibat resapan. Padahal kontribusi kehilangan akibat resapan memiliki pengaruh besar terhadap hujan efektif yang dihasilkan. Salah satu metode yang mudah digunakan untuk menghitung besarnya resapan hujan adalah Natural Resources Conservation Service Curve Number (NRCS-CN). Metode ini mudah dikaitkan dengan kondisi fisik DAS. Penentuan NRCS-CN memerlukan ketersediaan peta Hydrologic Soil Group (HSG), namun sayangnya di Indonesia tidak tersedia peta HSG. Sudah ada penelitian mengenai penentuan HSG dari Peta Hidrogeologi, namun pedotransfernya secara kualitatif, dan memiliki proses yang panjang. Untuk mendapatkan pedotransfer yang mudah, maka dalam penelitian ini dilakukan penentuan HSG dari Satuan Peta Tanah (SPT) Indonesia dan peta tanah Harmonized World Soil Database (HWSD). Aplikasi penentuan NRCS-CN dari SPT dan HWSD dilakukan di daerah kajian yaitu di DAS Brantas hulu dengan titik keluaran Bendungan Sutami. Ketepatan penentuan NRCS-CN ini dapat diketahui dengan melakukan kalibrasi pada beberapa kejadian banjir dengan acuan pencatatan elevasi muka air di Bendungan Sutami. Simulasi dilakukan dengan membandingkan HSG dari peta SPT, HWSD, dan peta Hidrogeologi. Ketiga peta tersebut layak digunakan untuk penentuan NRCS-CN walaupun memiliki proses transformasi yang berbeda-beda. Pedotransfer yang mudah diterapkan adalah pada peta HWSD, sedangkan SPT dan peta Hidrogeologi perlu proses yang lebih panjang. Simulasi dilakukan pada dua kejadian banjir (23-25 Maret 2007 dan 25-28 Desember 2007). Dari perbandingan ketiga simulasi dengan tinggi muka air observasi didapatkan simulasi terbaik, yaitu HWSD di bulan Maret pada AMC II dengan nilai λ=0,3 (RMSE 0,33 m; beda tinggi 37% dan 0,33 m), sedangkan bulan Desember AMC II dengan nilai λ=0,05 (RMSE 0,65 m; beda tinggi 22% dan 0,81 m). en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Magister Teknik Sipil-Program Pascasarjana Unpar en_US
dc.subject Kelompok Tanah Hidrologi en_US
dc.subject NRCS-CN en_US
dc.subject SPT en_US
dc.subject HWSD en_US
dc.subject tinggi muka air en_US
dc.title Studi penentuan natural resources conservation service curve number di daerah aliran Sungai Brantas Hulu en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015831009
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0009025502
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI810#Teknik Sipil


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account