Abstract:
Siklus hidrologi memiliki elemen yang sangat penting, yaitu hubungan antara hujan –
limpasan. Perhitungan hujan – limpasan terdiri atas tiga komponen, yaitu kehilangan akibat resapan,
hujan efektif, dan aliran dasar. Seringkali perhitungan lebih terfokus pada pengalihragaman hujan
efektif menjadi limpasan daripada kehilangan akibat resapan. Padahal kontribusi kehilangan akibat
resapan memiliki pengaruh besar terhadap hujan efektif yang dihasilkan. Salah satu metode yang
mudah digunakan untuk menghitung besarnya resapan hujan adalah Natural Resources
Conservation Service Curve Number (NRCS-CN). Metode ini mudah dikaitkan dengan kondisi fisik
DAS.
Penentuan NRCS-CN memerlukan ketersediaan peta Hydrologic Soil Group (HSG), namun
sayangnya di Indonesia tidak tersedia peta HSG. Sudah ada penelitian mengenai penentuan HSG
dari Peta Hidrogeologi, namun pedotransfernya secara kualitatif, dan memiliki proses yang panjang.
Untuk mendapatkan pedotransfer yang mudah, maka dalam penelitian ini dilakukan penentuan HSG
dari Satuan Peta Tanah (SPT) Indonesia dan peta tanah Harmonized World Soil Database (HWSD).
Aplikasi penentuan NRCS-CN dari SPT dan HWSD dilakukan di daerah kajian yaitu di DAS
Brantas hulu dengan titik keluaran Bendungan Sutami. Ketepatan penentuan NRCS-CN ini dapat
diketahui dengan melakukan kalibrasi pada beberapa kejadian banjir dengan acuan pencatatan
elevasi muka air di Bendungan Sutami.
Simulasi dilakukan dengan membandingkan HSG dari peta SPT, HWSD, dan peta
Hidrogeologi. Ketiga peta tersebut layak digunakan untuk penentuan NRCS-CN walaupun memiliki
proses transformasi yang berbeda-beda. Pedotransfer yang mudah diterapkan adalah pada peta
HWSD, sedangkan SPT dan peta Hidrogeologi perlu proses yang lebih panjang. Simulasi dilakukan
pada dua kejadian banjir (23-25 Maret 2007 dan 25-28 Desember 2007). Dari perbandingan ketiga
simulasi dengan tinggi muka air observasi didapatkan simulasi terbaik, yaitu HWSD di bulan Maret
pada AMC II dengan nilai λ=0,3 (RMSE 0,33 m; beda tinggi 37% dan 0,33 m), sedangkan bulan
Desember AMC II dengan nilai λ=0,05 (RMSE 0,65 m; beda tinggi 22% dan 0,81 m).