Upaya Indonesia untuk membangkitkan solidaritas Asia Afrika melalui NAASP

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hermawan, Yulius Purwadi
dc.contributor.author Andrian, Desmond Satria
dc.date.accessioned 2018-07-20T03:05:59Z
dc.date.available 2018-07-20T03:05:59Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other tes1915
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/6538
dc.description.abstract Sebagaimana diketahui bahwa untuk pertama kalinya pasca KAA 1955 negara-negara di Asia dan Afrika memiliki mekanisme kerjasama multilateral, yaitu NAASP. Sejak digulirkan pertama kali pada KTT AA 2005 di Jakarta Indonesia, NAASP telah memasuki dasawarsa pertama. Meski terus berproses, keberhasilan NAASP dirasa masih kurang di mana belum ditemukan bukti otentik yang memperlihatkan antusiasme negara-negara anggotanya terhadap NAASP. Permasalahan-permasalahan di atas memunculkan pertanyaan menarik untuk diteliti yaitu, Bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam membangkitkan Solidaritas Asia Afrika melalui NAASP? dan Apa yang menyebabkan NAASP tidak berjalan seperti yang diharapkan? Untuk menjawab pertanyaan penelitian itu Penulis menggunakan konsep Multilateralisme sebagai kerangka pemikiran utama untuk keperluan analisa. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah paradigma Tradisionalis. Dalam penelitian ini Penulis menemukan adanya ketidaksinkronan antara kepentingan intangible needs Indonesia dan kepentingan tangible needs kawasan Afrika melalui NAASP. Sejak Fase Pembuahan NAASP, kelahiran NAASP datang dari idealisme, bukan materialisme. Dalam Fase Perumusan hal-hal utama terkait tanggung jawab substansi dan finansial NAASP menjadi isu krusial. Dua hal itu diemban oleh pemerintah Indonesia. Lalu, dalam Fase Implementasi isu Palestina lebih banyak mendominasi tinimbang isu investasi dan perdagangan seperti yang dicita-citakan Afrika Selatan di awal gagasan. Akhirnya, dalam masalah institusionalisasi, NAASP pun tak luput dari permasalahan. Sebab, pasca periode Pertama Keketuaan Bersama NAASP Indonesia - Afrika Selatan yang berakhir pada tahun 2011 lalu NAASP tidak mendapatkan kandidat suksesi dari negara-negara anggotanya. Setelah melakukan studi dokumen dan wawancara, Penulis menyimpulkan bahwa NAASP kurang berhasil akibat masalah koordinasi dan kolaborasi NAASP. Hal itu dipicu oleh dua faktor, yaitu (1) adanya dilema kepentingan antara Indonesia dan Afrika Selatan selaku Ketua Bersama NAASP sehingga program-program implementasi NAASP yang diinisiasi tidak sejalan dengan kebutuhan NEPAD Afrika, dan (2) adanya aliansi asimetri dalam NAASP sebagai konsekuensi dari kemunculan proliferasi antar kemitraan strategis di luar mekanisme NAASP di kawasan Asia dan Afrika. en_US
dc.publisher Program Magister Ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject KAA en_US
dc.subject Multilateralisme en_US
dc.subject Dilema Kepentingan en_US
dc.subject Proliferasi Kemitraan Strategis en_US
dc.title Upaya Indonesia untuk membangkitkan solidaritas Asia Afrika melalui NAASP en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014851003
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0412046802
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI806#Ilmu Sosial


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account