Abstract:
Penelitian ini berfokus pada hubungan nuklir antara India dan Pakistan sebagai dua negara kunci penentu stabilitas nuklir di kawasan Asia Selatan. Ditengah hubungan India dan Pakistan yang cenderung konfliktual, kedua negara justru memilih untuk melakukan pengembangan senjata nuklir sebagai instrumen keamanan negara. Secara normatif, keberadaan senjata nuklir ditengah kondisi hubungan dua negara seperti hubungan India dan Pakistan tersebut justru dapat menjadi katalis bila sewaktu-waktu konflik terjadi. Namun, kenyataannya, justru stabilitas yang terjadi berkat adanya kebijakan Credible Minimum Deterrence (CMD) yang ditujukan sebagai acuan penggunaan senjata nuklir bagi kedua negara. Oleh karena itu, melalui pertanyaan penelitian “Bagaimana kebijakan Credible Minimum Deterrence India-Pakistan dapat menciptakan stabilitas nuklir di kawasan Asia Selatan?”, penulis akan melihat faktor-faktor apa saja yang dihadirkan oleh kebijakan CMD sehingga dapat menciptakan stabilitas nuklir di kawasan Asia Selatan.
Penulis akan menggunakan beberapa konsep seperti self-help, security dilemma, nuclear deterrence, dan balance of power yang diadopsi dari teori neorealisme untuk menganalisis kebijakan CMD tersebut. Konsep-konsep tersebut akan disusun menggunakan metode analisis tematik untuk memolakan hubungan nuklir India dan Pakistan, mulai dari kedua negara melakukan self-help dengan melakukan proliferasi nuklir sebagai upaya pengamanan negara akibat munculnya security dilemma, hingga nuclear deterrence yang muncul saat kedua negara memiliki senjata nuklir dan pada akhirnya memunculkan balance of power sebagai alat ukur stabilitas nuklir di kawasan Asia Selatan. Selain itu, teori posture optimization akan dijadikan acuan dalam pengumpulan data.
Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan CMD membuat India dan Pakistan memfungsikan senjata nuklir yang dimiliki untuk tujuan penggentaran. Penggentaran kedua negara tercapai dengan India memiliki kemampuan retaliasi dan Pakistan yang memiliki jumlah persenjataan yang lebih banyak dan langsung ditujukan kepada India. Tercapainya penggentaran tersebut menjadi indikator tercapainya balance of power dan stabilitas di kawasan Asia Selatan.