Abstract:
Sentimen anti-Jepang di Korea Selatan merupakan kebencian terhadap Jepang yang terbentuk sejak masa kolonial Jepang. Kekejaman Jepang pada masa pendudukannya di Korea Selatan menyisakan kenangan buruk yang mempengaruhi opini publik terhadap Jepang hingga saat ini. Upaya Jepang untuk mengatasi sentimen tersebut adalah dengan melakukan rekonsiliasi berupa permintaan maaf dan kompensasi kepada pihak yang pernah dirugikan, dalam kasus ini adalah para comfort women.
Penelitian ini membahas sentimen anti-Jepang, upaya Jepang untuk mengatasi sentimen tersebut, dan apa pengaruh Comfort Women Deal 2015 terhadap sentimen tersebut. Sentimen anti-Jepang dijelaskan menggunakan konsep kenangan (remembrance), sedangkan upaya Jepang untuk mengatasinya dijelaskan menggunakan konsep rekonsiliasi dan model Adenauer. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah “Apa pengaruh persetujuan Comfort Woman Deal Jepang – Korea Selatan tahun 2015 terhadap sentimen anti-Jepang di Korea Selatan?”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode penelitian kualitatif-deskriptif untuk melakukan analisis guna menjawab pertanyaan riset.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa upaya rekonsiliasi Jepang terhadap Korea Selatan terkait isu comfort women yang dilakukan melalui disepakatinya perjanjian Comfort Women Deal berhasil mengurangi sentimen anti-Jepang yang ada serta membuka awal hubungan baik antara kedua negara tersebut. Dan jawaban dari pertanyaan penelitian ini adalah perjanjian Comfort Women Deal tahun 2015 berpengaruh positif terhadap hubungan bilateral Jepang dan Korea Selatan, meskipun sentimen anti-Jepang tidak sepenuhnya hilang tetapi dapat dikurangi dengan upaya permintaan maaf dan kompensasi yang telah dilakukan Jepang.