Limitasi perjanjian African Growth and Opportunity Act (AGOA) 2000-2015 dalam pendekatan ekonomi Amerika Serikat dan Sub-Sahara Afrika

Abstract

Penelitian ini menjelaskan African Growth and Opportunity Act (AGOA sebagai landasan kebijakan ekonomi AS di Afrika. African Growth and Opportunity Act (AGOA) merupakan perjanjian perdagangan regional antara Amerika Serikat dan Sub-Sahara Afrika yang telah diratifikasi oleh Presiden George W. Bush pada tahun 2000. Pemerintah AS membentuk AGOA sebagai program preferensi perdagangan untuk Sub-Sahara Afrika dengan menawarkan keuntungan yaitu kemudahan akses pasar dengan menghilangkan hambatan perdagangan. Tujuan AGOA adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta membangun integrasi regional yang berorientasi pasar bebas serta meningkatkan arus perdagangan dan investasi. Perspektif neoliberlisme memandang perdagangan bebas sebagai cara yang baik guna mengalokasikan sumberdaya (modal, tenaga kerja) sehingga dapat mengatasi kesenjangan antara negara maju dan berkembang. Pemerintah AS telah membuat kebijakan untuk merealisasikan program AGOA melalui badan representatif untuk melaksanakan kegiatan yang dapat mendorong produktifitas bagi para pebisnis di Sub-Sahara Afrika, akan tetapi beberapa negara penerima keuntungan merasa kesulitan untuk mendapat keuntungan. AGOA mendapatkan kritik atas limitasi perjanjian dalam penyediaan fasilitas perdagangan karena terikat dengan isu demokrasi dan HAM, perdagangang didominasi oleh komoditas minyak padahal AGOA berfokus untuk meningkatkan perdagangan agrikultur, tekstil dan pakaian, serta sistem keanggotaan dianggap terlalu eksklusif karena syarat negara penerima keuntungan sangat ketat.