dc.description.abstract |
Selama periode Perang Dunia I, II, hingga Perang Korea, perumusan kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih terpusat pada elit politik pemegang kekuasaan. Media pun tidak memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pembentukan kebijakan. Hal ini bertolak belakang dengan konsep negara demokrasi yang mengakui peran media sebagai the Fourth Estate. Namun ketika Perang Vietnam, media mulai ikut terlibat dan mempengaruhi elit politik dalam merumuskan kebijakan luar negeri.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang membahas bagaimana media dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri. Salah satu instrumen kebijakan luar negeri yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk mencapai kepentingan nasional adalah perang. Kemudian teori yang digunakan untuk menganalisis kasus adalah 5 (lima) kerangka berpikir dari Gadi Wolfsfeld, yaitu hubungan kedekatan antara media dengan pemerintah, pemberitaan media mengenai perdebatan antar aktor politik, unsur subjektivitas media, jenis cerita yang menarik, serta dampak pemberitaan media terhadap opini publik. Kelima kerangka tersebut akan mengungkapkan bagaimana keterkaitan antara pemberitaan media nasional dengan kebijakan luar negeri.
Sebagai the first television war, ternyata pemberitaan media yang menampilkan gambar eksplisit serta cerita yang dramatis selama keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam berkontribusi terhadap penurunan dukungan publik domestik terhadap kebijakan pemerintah. Melemahnya dukungan masyarakat sebagai dampak dari masifnya publikasi media mengenai perang pada akhirnya semakin mendesak aktor politik, sehingga pemerintah memutuskan untuk menghentikan perannya di Vietnam. |
en_US |