Abstract:
Provinsi NTT menghadapi masalah kemiskinan kronis, kerawanan pangan dan air, serta keterbatasan sumber mata pencaharian yang disebabkan oleh faktor geografis dan geofisika yaitu wilayah yang terpencil dan berbentuk kepulauan dengan variabilitas iklim alami yang tinggi, serta akibat adanya hambatan di level birokrasi pemerintah daerah provinsi dengan pemangku kepentingan eksternal lainnya. Untuk mengatasinya, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah Provinsi NTT membangun kerja sama dengan dengan para lembaga internasional dan nasional, dan salah satunya adalah UNDP, untuk meluncurkan proyek bernama Strategic Planning and Action to Strengthen Climate Resilience of Rural Society in East Nusa Tenggara. Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana Peran UNDP Melalui Proyek Strategic Planning and Action to Strengthen Climate Resilience of Rural Communities (SPARC) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Periode 2013 - 2016?”
Struktur landasan pemikiran yang komprehensif dalam penelitian ini akan dilandaskan melalui aplikasi beberapa teori dan konsep, yaitu Teori Pluralisme menurut Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, Teori Organisasi Internasional menurut Clive Archer, Konsep Pembangunan menurut Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Teori Kemiskinan menurut Paul Streeten, Konsep Pembangunan Masyarakat, Konsep Power menurut Joseph Nye, Konsep Ketahanan Pangan, serta Konsep Adaptasi terhadap Perubahan Iklim.
Pengimplementasian Proyek SPARC ditandai dengan terciptanya aktivitas-aktivitas yang mendorong adanya pembangunan masyarakat dan perbaikan kehidupan ekonomi di NTT dalam penguatan ketahanan terhadap pangan dan air melalui penguatan ketahanan terhadap perubahan iklim yang bersifat berkelanjutan, baik sejak aspek perencanaan hingga aspek aktivitas operasional melalui jalinan kemitraan dengan para pemangku kepentingan di dalamnya.