dc.description.abstract |
Hosni Mubarak telah memimpin Mesir selama 30 tahun (1981-2011).
Selama pemerintahannya, masyarakat Mesir hidup dengan terintimidasi karena
sistem pemerintahan yang otoriter. Mubarak melakukan tindakan yang tidak adil
terhadap masyarakat Mesir. Ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat
mengeskalasi konflik yang ada di Mesir dan berujung pada demonstrasi pada
tahun 2011. Metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisa konflik di
Mesir adalah metode kualitatif. Analisa dilakukan dengan menggunakan teori
yang dikembangkan oleh Michael E. Brown, yaitu Dimensi Internasional dari
Konflik Internal. Sehingga, pertanyaan penelitiaan ini adalah Apa Faktor Umum
dan Pemicu yang Mengeskalasi Konflik di Mesir Pada Tahun 2011?
Temuan dari penelitian ini mendapati adanya empat faktor umum yang
sudah menjadi kondisi umum kehidupan di Mesir dan dipicu oleh tiga faktor
pemicu. Kondisi umum di Mesir digambarkan dengan tindakan pemerintah yang
curang, seperti korupsi, kecurangan dalam peradilan, pemilu yang curang, sistem
ekonomi yang diskriminasi dan pelanggaran HAM. Faktor pemicu juga muncul
dalam mengeskalasi konflik di Mesir tahun 2011. Intervensi Amerika Serikat
yang mendukung kedua pihak (pemerintah dan masyarakat) hanya untuk menjaga
kepentingan nasionalnya di Mesir, yaitu keuntungan sumber daya alam dan misi
penyebaran nilai demokrasi. Kemudian, Hosni Mubarak yang memimpin Mesir
dengan otoriter menghambat kesejahteraan masyarakat Mesir. Terakhir, adanya
peranan media sosial yang merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mengeskalasi konflik. Media sosial (Facebook dan Twitter) digunakan oleh
masyarakat untuk berbagi informasi dan meningkatkan opini publik. |
en_US |