Abstract:
Penelitian ini menggambarkan dampak dari adanya keputusan Pemerintah Bangladesh untuk melakukan liberalisasi perdagangan dan kooperatif terhadap sektor swasta. Hal ini dikarenakan kesadaran negara-negara di Asia Selatan khususnya Bangladesh menyadari bahwa penghambat kemajuan ekonomi mereka terletak pada ketidakefisien sistem ekonomi mereka yang tertutup, sehingga pada tahun 1990-an mereka sangat terbuka terhadap sektor swasta dan investor asing sebagai jalan bagi Bangladesh memenuhi fokus utama mereka sebagai negara, untuk menyejahterakan masyarakatnya. Dari sudut pandang investor asing, untuk menanamkan modalnya diperlukan negara yang strategis dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi dari berbagai aspek, sementara Bangladesh masih memiliki keterbatasan. Namun hasil yang diperoleh dari liberalisasi pasar tersebut Foreign Direct Investment (FDI) menjadi salah satu penopang ekonomi di Bangladesh karena dengan kurun waktu singkat dapat meningkatkan PDB sebesar 0,3 persen sesaat setelah Bangladesh menganut system ekonomi yang lebih terbuka dan memiliki progres yang signifikan hingga sekarang. Dari berbagai fenomena tersebut muncul pertanyaan “Bagaimana Peran Foreign Direct Investment Terhadap Perkembangan Ekonomi di Bangladesh Tahun 2006-2016?”
Untuk menjelaskan permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori pluralisme. Untuk mendukung kedalaman penelitian, penulis juga akan menjelaskan konsep Foreign Direct Investment dan tingkat kecocokannya terhadap kasus di negara-negara berkembang, bagaimana FDI dapat berperan baik bagi ekonomi di negara berkembang khususnya, Bangladesh.