Abstract:
Indonesia memanfaatkan pencak silat sebagai instrumen dalam praktik diplomasi
budaya dengan Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana
diplomasi budaya Indonesia melalui pencak silat di Belanda dalam kurun waktu 2012
hingga 2016. Dalam upaya yang dimaksud, Indonesia telah menyelengarakan
berbagai kegiatan seperti memperkenalkan pencak silat melalui festival kebudayaan,
mengadakan seminar, pelatihan, dan pertandingan. Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut, Indonesia memaksimalkan pemanfaatan soft power-nya demi menciptakan
citra yang positif di mata internasional sekaligus mempererat hubungan kedua negara.
Untuk menjawab rumusan masalah “Bagaimana upaya Indonesia untuk mempererat
hubungan dengan Belanda melalui pencak silat sebagai instrumen diplomasi
budaya?” dengan hasil penelitian yang komprehensif, penulis menggunakan konsep
diplomasi multijalur dari Louise Diamond dan John W. McDonald dan diplomasi
budaya menurut Wahyuni Kartikasari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu penelitian dengan menggunakan literatur sebagai sumber data utama sehingga
data yang didapat yang didukung oleh konsep yang digunakan akan menghasilkan
analisis yang menjawab rumusan masalah penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, ditemukan bahwa PSHT Indonesia telah berkontribusi terhadap
eratnya hubungan Indonesia dengan Belanda yang dibuktikan dengan kemauan
masyarakat Indonesia yang tergabung dalam PSHT yang ingin mengajar pencak silat
di Belanda.