dc.description.abstract |
Nake’s Bakery merupakan salah satu toko yang berada di kota Bandung. Nake’s Bakery memproduksi berbagai macam produk patiseri seperti roti, bolu, kue kering, pastry, dan kue basah. Proses produksi yang dilakukan Nake’s Bakery ini didominasi dengan produksi masal, namun dapat menerima pesanan custom untuk produk tertentu dari pelanggan. Bakery masih memiliki masalah terkait perencanaan dan pengendalian proses produksi sehingga kualitas produk yang dihasilkan sering cacat dan gagal. Pemeriksaan opersional diperlukan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan yang memiliki tujuan dalam mengevaluasi tingkat efektivitas dan efisiensi setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan proses penyusunan kegiatan-kegiatan produksi dan pengawasan proses dan hasil produksi agar mencapai tujuannya. Produk yang memiliki kualitas baik dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan sehingga perusahaan dapat terus menjaga nama baiknya untuk mempertahankan eksistensinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study. Sumber data yang digunakan, yaitu data primer (wawancara dan observasi) dan sekunder (rencana produksi, jumlah produksi, dll). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis mengenai perencanaan dan pengendalian proses produksi dan faktor-faktor penyebab produk cacat dan gagal lalu analisis menghitung biaya yang dikeluarkan untuk rework, pemberian diskon karena produk cacat, kerugian dari produk yang tidak laku terjual atau basi setelah didiskon, lembur, tambahan jam mesin, dan kerugian karena produk yang gagal produksi. Objek penelitian adalah pemeriksaan operasional atas perencanaan dan pengendalian proses produksi untuk meningkatkan kualitas produk. Sedangkan lokasi penelitiannya adalah pada Nake’s Bakery.
Kebijakan dan prosedur Nake’s Bakery dalam perencanaan dan pengendalian pada proses produksi selama ini belum memadai. Hal tersebut menyebabkan kualitas produk menjadi buruk. Berdasarkan delapan sample jenis produk dari masing – masing produksi selama bulan Agustus hingga Oktober 2017, bakery masih menghasilkan kualitas produk yang buruk karena terdapat jumlah produk cacat dan gagal di atas batas toleransi dan terdapat tiga jenis kecacatan dan produk gagal. Produk yang berkualitas buruk menyebabkan adanya kerugian, yaitu terjadinya produk cacat, gagal dan biaya tambahan (upah lembur karyawan, biaya gas, dan listrik tambahan). Jenis kecacatan yang terdapat pada bakery, yaitu bentuk produk (roti dan pastry) yang tidak seragam dan sesuai, kulit produk (roti dan pastry) yang berwarna gelap dan tidak merata (gosong), permukaan bolu yang tidak mengembang secara rata akibat perbaikan hias yang sering dilakukan, dan produk gagal (bantat atau tidak mengembang sempurna). Bakery menanggung kerugian dari delapan sample untuk masing – masing jenis produk (roti, bolu, dan pastry) pada bulan Agustus hingga Oktober sebesar Rp 31.367.250. Kerugian yang paling besar disebabkan oleh produk roti sebesar Rp 15.342.500. Selain itu terdapat biaya tambahan yang disebabkan oelh perencanaan dan pengendalian produksi yang tidak baik. Total biaya tambahan yang ditanggung bakery selama tiga bulan tersebut sebesar Rp 14.565.772. Biaya tambahan paling besar disebabkan oleh bagian produksi roti sebesar Rp 7.957.359. Beberapa rekomendasi yang diajukan pada manajer untuk mengatasi permasalahan terkait perencanaan dan pengendalian proses produksi untuk meningkatkan kualitas produk, yaitu perlu membuat prosedur dan kebijakan secara tertulis terkait proses produksi, mengadakan pelatihan keterampilan pada seluruh karyawan produksi secara rutin, pembuatan rencana dan jadwal produksi dengan pertimbangan yang matang, pengendalian produksi harus lebih sering dan ketat. |
en_US |