Abstract:
UPJP Kamojang yang merupakan unit dari PT Indonesia Power telah menetapkan struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan sebagai salah satu alat pengendalian internal. Namun di dalam struktur organisasi tersebut khususnya pada manajemen administrasi, terdapat beberapa posisi yang kosong, sehingga deskripsi pekerjaan pada posisi kosong tersebut diisi oleh karyawan lain atau bahkan diisi oleh supervisor posisi kosong tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat porsi kerja yang tidak seimbang, dan terdapat penggabungan tugas ke dalam satu posisi. Hal ini dapat menimbulkan risiko terhadap tingkat efektifitas dan efisiensi kegiatan operasi perusahaan yang menurun.
Pengimplementasian pengendalian internal yang baik merupakan salah satu alat yang penting bagi perusahaan agar seluruh aktivitas operasionalnya dapat berjalan dengan baik dan meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan. Untuk menilai apakah sistem pengendalian internal sudah berjalan efektif dan efisien adalah dengan melakukan pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional merupakan sebuah pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi dari metode operasi dan prosedur yang dijalankan oleh sebuah organisasi. Penelitian ini menggunakan deskriptif analisis sebagai metode penelitiannya dan analisa kualitatif sebagai teknik pengolahan data. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data diperoleh melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Peneliti menggunakan lima tahap pemeriksaan operasional untuk melakukan penelitian yaitu; Perencanaan, Penyusunan Program Kerja, Pemeriksaan Lapangan, Pengembangan Temuan dan Rekomendasi, dan Pelaporan. Objek penelitian pada penelitian ini adalah pemeriksaan operasional dalam mengevaluasi sistem pengendalian internal manajemen administrasi PT Indonesia Power UPJP Kamojang.
Hasil dari penelitian memperlihatkan adanya 14 temuan yang kemudian dianalisa lebih lanjut sehingga didapatlah 3 temuan utama, yaitu: (1) Struktur organisasi yang kurang lengkap dan deskripsi pekerjaan yang tidak sesuai, (2) Terdapatnya gap kompetensi, dan (3) Terdapatnya komunikasi dan jaringan internet yang tidak lancar. Temuan-temuan tersebut dikembangkan melalui perangkat pengembangan temuan yaitu kondisi, kriteria, dampak, dan penyebab hingga akhirnya dapat menemukan rekomendasi dan saran. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah; (1) Mengajukan permintaan karyawan kepada pihak di Kantor Pusat secara lebih awal, (2) Menyusun jadwal training yang disesuaikan, kemudian jadwal tersebut diinformasikan kepada supervisor masing-masing divisi, (3) Membuat dokumen pendelegasian tugas dan wewenang dan mencari provider yang menyediakan jaringan internet terbaik yang disesuaikan dengan perusahaan dengan secepatnya.