Abstract:
Menteri perindustrian Airlangga Hartanto menargetkan pertumbuhan pengolahan non migas pada tahun 2018 adalah sebesar 5,67 persen. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi berbagai perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya, termasuk PT Puspita Wiraraharja (PWR). Untuk memanfaatkan peluang tersebut, PWR harus bersaing dengan pelaku bisnis lainnya. Berbagai cara dapat dilakukan oleh PWR agar dapat berkompetisi dengan pesaing, salah satunya adalah dengan memiliki Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang memadai. SIA yang memadai dapat membantu PWR untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga dapat berguna untuk pengambilan keputusan.
PWR merupakan perusahaan jasa yang bisnis utamanya terletak pada siklus penjualan dan siklus pembelian. Oleh sebab itu, kedua siklus ini menjadi siklus yang penting bagi PWR. Kebutuhan akan informasi pun menjadi sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan. Untuk menghasilkan informasi yang baik, sebuah perusahaan membutuhkan SIA yang memadai. Untuk menilai apakah penerapan SIA pada PWR telah memadai, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap SIA. Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengidentifikasian risiko, setelah itu mencari komponen SIA mana yang menyebabkan terjadinya risiko tersebut, dan dampaknya terhadap kualitas informasi.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode hypothetico-deductive method. Kebutuhan akan data diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah studi lapangan dan studi literatur. Studi lapangan dilakukan dengan cara melakukan wawancara, melakukan observasi, dan dokumentasi. Sedangkan studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku literature, jurnal, dan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa PT Puspita Wiraraharja belum memiliki kualitas informasi yang memadai untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan oleh belum memadainya SIA yang diterapkan oleh perusahaan. Penerapan SIA yang belum memadai ini dapat diketahui dari pengidentifikasian risiko pada siklus penjualan, siklus pembelian, serta risiko-risiko umum yang dapat terjadi pada kedua siklus tersebut. Risiko-risiko tersebut terjadi akibat lemahnya beberapa komponen SIA pada perusahaan, yaitu pengendalian internal, prosedur, pengguna, data, dan software. Rekomendasi untuk mengelola risiko yang teridentifikasi tersebut adalah dengan menerapkan beberapa pengendalian, seperti merancang dan melaksanakan prosedur, perancangan dan penggunaan dokumen, melakukan rekonsiliasi harian, pengamanan terhadap data dan dokumen, penggunaan software akuntansi, penerapan credit limit, dan pengawasan dari manajer.