Peran aktivitas pengendalian pada siklus produksi dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan bahan baku : sebuah studi kasus pada Restoran X

Abstract

Kota Bandung, selain dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah, juga merupakan salah satu kota yang terkenal sebagai destinasi wisata kulinernya, sehingga banyak orang datang untuk merasakan hidangan khas di Kota Bandung ini. Karena banyaknya wisata kuliner di Kota Bandung ini, maka persaingan antar bisnis kuliner pun semakin ketat untuk menarik pelanggan. Restoran X adalah salah satu restoran yang menyajikan hidangan khas Jepang di Kota Bandung. Bahan baku yang digunakan pada restoran ini lebih banyak menggunakan produk impor, tetapi ada juga yang menggunakan produk lokal. Untuk dapat bersaing dengan wisata kuliner di Bandung yang lain, maka sebaiknya Restoran X menerapkan strategi pengendalian intern pada siklus produksi. Dengan adanya pengendalian intern pada siklus produksi, dapat meningkatkan efisiensi dari penggunaan bahan baku, sehingga tidak lagi terjadi pemborosan bahan baku serta perusahaan pun dapat mencapai target laba yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian intern yang dibahas pada skripsi ini adalah aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dapat memberikan keyakinan pada batas wajar bagi para pemangku kepentingan. Pada penelitian ini penulis membatasi aktivitas pengendalian hanya pada lima komponen, yaitu: proper authorization of transactions and activities; segregation of duties; design and use of documents and records; safeguarding assets, records, and data; dan independent checks on performance. Siklus produksi merupakan aktivitas bisnis yang berulang dan proses informasi terkait pembuatan produk. Persediaan merupakan sejumlah bahan yang disediakan oleh perusahaan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Jenis persediaan yang dibahas pada penelitian ini hanya pada bahan baku. Aktivtias pengendalian merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bahan baku pada siklus produksi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode deskriptif analitis. Metode penelitian ini dilaksanakan dengan cara mencari tahu karakteristik dari situasi yang ada, kemudian mencari solusinya dengan cara berpikir secara sistematis, melalui data kuantitatif dan data kualitatif yang sudah dikumpulkan oleh penulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara pada narasumber atau bagian yang berkepentingan dan observasi. Dari penelitian yang sudah dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu pada aktivitas pengendalian proper authorization of transaction and activities dan independent checks on performance pada siklus produksi sudah memadai. Namun pada aktivitas pengendalian segregation of duties, design and use of documents and records, dan safeguarding assets, records, and data belum memadai untuk siklus produksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis merekomendasikan beberapa hal terkait peningkatan efisiensi pengelolaan bahan baku pada proses produksi, yaitu: pembuatan dokumen laporan pemakaian bahan baku oleh administrasi untuk memastikan bahwa bagian kitchen telah memperbaharui stocklist sesuai dengan jumlah bahan baku yang diterima; bagian yang mengotorisasi pada pembuatan dokumen food cost sebaiknya dilakukan oleh pemilik untuk memastikan data pada dokumen food cost sudah benar; saat penerimaan bahan baku dari supplier, bagian kitchen harus menyerahkan stocklist yang sudah diperbaharui kepada administrasi untuk dicocokkan dengan surat jalan dan laporan pemakaian bahan baku.