dc.description.abstract |
Pada perusahaan manufaktur yang bergerak di industri pembuatan alas kaki, salah satu proses operasi yang penting dalam menunjang keberhasilan proses operasi perusahaan secara keseluruhan adalah proses pembelian dan pengelolaan persediaan bahan baku, sehingga penting untuk dikelola dengan efektif dan efisien. Dalam upaya mengelola proses pembelian dan pengelolaan persediaan bahan baku agar efektif dan efisien, perusahaan dapat melakukan pemeriksaan operasional.
Pemeriksaan operasional adalah proses menganalisis aktivitas dan operasi intern perusahaan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan positif dalam program perbaikan secara terus menerus. Hasil dari pemeriksaan operasional yaitu berupa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam melakukan perbaikan. Pembelian bahan baku berarti upaya untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan baku pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang wajar. Sedangkan, pengelolaan persediaan bahan baku berfungsi untuk mempertahankan persediaan bahan baku dalam jumlah yang optimum setiap waktu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study yaitu metode dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang diperoleh berdasarkan fakta di perusahaan agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah proses pembelian dan pengelolaan persediaan bahan baku pada Moksha Indonesia yang bergerak dalam industri pembuatan alas kaki. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan sumber data primer yaitu hasil wawancara dan hasil observasi, serta sumber data sekunder yaitu dokumentasi perusahaan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk menghasilkan kesimpulan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional, peneliti menemukan beberapa kelemahan yaitu proses pembelian bahan baku, proses pengelolaan persediaan bahan baku, pencatatan terkait pembelian dan pengelolaan persediaan bahan baku, dan perlindungan atas persediaan bahan baku yang kurang memadai. Kelemahan-kelemahan yang ada menyebabkan proses pembelian dan pengelolaan persediaan bahan baku menjadi kurang efektif dan efisien yang ditandai dengan adanya kelebihan persediaan bahan baku sehingga menimbulkan kerugian berupa opportunity cost atas delapan sample persediaan bahan baku selama bulan Mei sampai Oktober 2017 sebesar Rp 243.983, kekurangan persediaan bahan baku sehingga menimbulkan kerugian berupa stockout cost atas dua sample persediaan bahan baku selama bulan Mei sampai Oktober 2017 sebesar Rp 372.000, dan kerugian atas bahan baku rusak yang ada di perusahaan saat penelitian dilakukan di bulan Oktober 2017 yaitu akibat tidak dilakukan inspeksi sebesar Rp 298.000, akibat inspeksi tidak teliti sebesar Rp 112.000, dan akibat bahan baku disimpan terlalu lama sebesar Rp 375.000. Rekomendasi yang diberikan peneliti adalah lakukan perhitungan atas penggunaan bahan baku untuk menghasilkan satu unit produk jadi secara lebih akurat sebelum membuat Bill of Material, melakukan perhitungan safety stock dengan metode level of service disertai perhitungan lead time untuk menentukan reorder point dan diperbarui berkala mengikuti perkembangan bisnis perusahaan, pencatatan rutin setiap hari atas kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan bahan baku pada sistem informasi berdasarkan otorisasi, dan pelaksanaan stockopname mendadak yang berkala. |
en_US |