Abstract:
Saat ini persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat. Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensinya untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh laba. Hal ini juga berlaku bagi perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur juga harus mampu membuat perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku, yang merupakan salah satu aktivitas penting dalam perusahaan untuk bisa melangsungkan proses produksi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk memastikan bahwa setiap bagian berfungsi dengan baik maka perusahaan memerlukan pemeriksaan operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan prosedur perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku yang dilakukan selama ini oleh PT V, faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi, dan bagaimana peranan pemeriksaan operasional terhadap perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi pada PT V.
Aktivitas pembelian memegang tanggung jawab penting dalam kelangsungan kegiatan operasi perusahaan. Salah satu tanggung jawab yang penting adalah dalam pembelian bahan baku. Bahan baku yang dipilih tidak hanya dilihat dari kualitasnya saja yang baik, tetapi juga pada tingkat harga yang kompetitif untuk menekan biaya yang dikeluarkan dan ketepatan waktu pengiriman. Proses produksi adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi dengan memberikan nilai tambah pada produk. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan dan pengendalian dalam membeli bahan baku secara teratur agar proses produksi bisa berjalan dengan lancar.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif studi, yaitu untuk mengumpulkan data dengan cara menggambarkan karakteristik orang, kejadian, atau situasi yang menjadi objek penelitian, serta berguna untuk mendeskripsikan antar variabel yang terdapat dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan yang mencakup wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta studi kepustakaan. Data yang ditemukan dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisis dengan sales force composite dan weighted moving average sehingga menghasilkan suatu perbandingan yang dapat digunakan sebagai dasar pembentukan rekomendasi. Peneliti memilih PT V sebagai objek penelitian. PT V merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang aktivitas utamanya adalah memproduksi alas kaki. PT V berdiri sejak tahun tahun 1976 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Berasarkan hasil analisis terhadap aktivitas pembelian bahan baku, terdapat kondisi yang menunjukkan hal-hal yang tidak efektif dan tidak efisien, yaitu prosedur pemilihan pemasok, perencanaan pembelian bahan baku, dokumen terkait pembelian bahan baku perusahaan, prosedur stock opname bahan baku, pembayaran upah lembur, serta pengendalian persediaan. Hal tersebut mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik kerugian keuangan maupun bukan keuangan. Saat ini, PT V mengalami kekurangan persediaan bahan baku yang mengakibatkan perusahaan harus membayar sebesar Rp 102.308.650 akibat dari pembelian bahan baku dengan harga yang lebih mahal dan perlu membayar upah lembur buruh untuk menyelesaikan target produksi sebesar Rp 2.036.617. Salah satu rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT V adalah menggunakan metode sales force composite yang telah dianalisis oleh peneliti, di mana perusahaan menyediakan bahan baku lebih banyak tetapi perusahaan menanggung opportunity cost berupa bunga pinjaman kredit ke bank sebesar Rp 72.879.840 selama setahun yang lebih murah dibandingkan keadaan yang sekarang.