Abstract:
Setiap perusahaan perlu memperhatikan kegiatan usahanya agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak perusahaan manufaktur yang didirikan di Indonesia, salah satunya di bidang tekstil. PT G adalah salah satu contoh dari perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi. PT G mengolah bahan baku benang menjadi kain. PT G menginginkan proses produksinya menghasilkan kain berkualitas baik yaitu grade A dan B. Namun pada kenyataannya, proses produksi tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan perusahaan. Tingkat produk cacat yang dihasilkan melebihi batas yang ditentukan. PT G mengalami kerugian Rp 897,111,874 sejak Januari sampai Juli 2017.
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar proses produksi ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang berkualitas baik adalah dengan adanya pemeriksaan operasional untuk mengatasi masalah yang terjadi khususnya mengenai masalah produk cacat ini. Pemeriksaan operasional adalah salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap prosedur, metode, dan operasi kegiatan suatu perusahaan untuk menilai efektivitas dan efesiensi kegiatan perusahaan tersebut. Pemeriksaan operasional akan menghasilkan rekomendasi perbaikan. Dengan melakukan tindakan perbaikan diharapkan perusahaan dapat mengurangi produk cacat dan memperoleh keuntungan optimal.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer yang meliputi data hasil wawancara dan hasil observasi serta data sekunder yang meliputi struktur organisasi, jenis kecacatan, jumlah produk cacat, data hasil produksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Data yang telah diperoleh, dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh rekomendasi dan saran.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan masalah yang terjadi di PT G dan merupakan critical problem yaitu produk cacat yang dihasilkan melebihi batas maksimal yang terlah ditentukan oleh perusahaan yaitu sebesar 5% grade C dan 1.5% grade D. Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan ini yaitu mesin sering mengalami kerusakan karena perusahaan tidak melakukan maintenance rutin, pemeriksaan bahan baku yang tidak menyeluruh, instruksi kerja dalam SOP yang dimiliki perusahaan tidak dilakukan oleh karyawan, kurangnya pengetahuan karyawan. Rekomendasi yang diberikan peneliti antara lain dibuatnya jadwal maintenance mesin secara rutin, memeriksa kualitas bahan baku secara menyeluruh, memberikan pelatihan agar keterampilan karyawan semakin baik dan menerapkan sistem reward and punishment