Abstract:
Menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2017) investor asing semakin tertarik melakukan investasi di Indonesia dan investor menanamkan modal hingga Rp. 96,5 triliun untuk industri manufaktur. Agar para investor tertarik untuk berinvestasi, manajer harus menampilkan kinerja terbaiknya dalam mengelola perusahaan. Untuk memperlihatkan kinerja perusahaan, laporan keuangan harus disediakan. Laporan keuangan diharapkan menggambarkan posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan secara wajar. Namun, terkadang agar kinerja perusahaan dinilai baik, manajer terdorong untuk melakukan manajemen laba. Salah satu cara manajer melakukan manajemen laba adalah dengan melakukan perataan laba. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba.
Faktor-faktor yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan leverage. Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio return on asset yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva perusahaan. Leverage diukur dengan rasio debt to asset yang menggambarkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur dengan menggunakan Indeks Eckel.
Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel 55 perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49% perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI terindikasi melakukan perataan laba. Temuan memperlihatkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap perataan laba sedangkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap perataan laba. Profitabilitas dan leverage secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap perataan laba.