Abstract:
Audit intern membantu direktur utama untuk mengawasi jalannya kegiatan operasi perusahaan. Audit intern menjadi suatu cara untuk mengatasi risiko yang berubah-ubah akibat pergerakan kondisi ekonomi. Karena area persediaan bersifat penting, maka audit intern memberikan perhatian agar pengelolaan persediaan menjadi lebih efektif dan efisien dengan memberikan rekomendasi perbaikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan operasional untuk mengetahui sejauh mana hasil temuan audit sudah dilaksanakan dan ditindaklanjuti, serta mengetahui kendala dalam menerapkan rekomendasi.
Pemeriksaan operasional adalah proses menganalisis aktivitas operasional untuk mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan positif dalam program perbaikan berkelanjutan. Pemeriksaan operasional dilakukan dalam lima tahap yaitu planning, work program, fieldwork, development of review finding and recommendation dan reporting. Audit intern melaksanakan konsultasi dan aktivitas penilaian yang objektif dan independen untuk mengevaluasi dan meningkatkan kegiatan operasi perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai. Pemeriksaan operasional dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penerapan rekomendasi audit intern.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder adalah data perusahaan seperti struktur organisasi, job description, dan internal audit report. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Data tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti. Objek penelitian ini adalah pemeriksaan operasional atas hasil temuan audit area persediaan tahun 2015 dan perbaikan yang telah dilaksanakan tahun 2015 dan 2016. Lokasi penelitian ini adalah PT. C yang memproduksi kursi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa temuan audit yang berkaitan dengan area persediaan intern dan persediaan subkontraktor berjumlah total 33 temuan. Jumlah rekomendasi area persediaan intern yang berhasil ditindak lanjut sampai akhir tahun 2015 hanya baru mencapai 11,11% dan sampai akhir tahun 2016 baru mencapai 50,00%. Terjadi kesepahaman antara auditor dengan seluruh auditee mengenai temuan tahun 2015 sehingga auditee menerima rekomendasi auditor intern karena rekomendasi yang diberikan dapat diimplementasikan dan temuan audit telah sesuai fakta. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penerapan rekomendasi dari audit intern antara lain yaitu sulitnya mengubah budaya kerja karyawan, tidak ada sanksi yang dilaksanakan jika karyawan melakukan kesalahan, dan subkontraktor yang tidak memprioritaskan masalah persediaan. Pada akhir pemeriksaan operasional, peneliti memberikan saran dan rekomendasi kepada perusahaan yang diharapkan agar internal audit yang dimiliki perusahaan dapat mengembangkan rekomendasi untuk mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan di masa mendatang, seperti ketegasan pemberian sanksi kepada setiap pelaku pelanggaran dan supervisor yang tidak komitmen untuk bertindak tegas dalam memberikan sanksi juga diberikan peringatan atau bahkan sanksi.