Abstract:
Wirausaha sosial adalah individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi yang memahami permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan wirausahanya untuk memberikan perubahan sosial. Tujuan wirausaha sosial bukan semata-mata laba yang maksimal, tetapi dampak positif kepada masyarakat sosial. Wirausaha sosial selalu belajar untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuannya. Wirausaha sosial juga diharapkan menjadi agen perubahan untuk memperbaiki nilai-nilai sosial dan menemukan berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan demi menyelesaikan masalah sosial. Wirausaha sosial perlu menerapkan mekanisme akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat. Akuntabilitas wirausaha sosial dapat diwujudkan melalui pelaporan keuangan yang berkualitas. Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Bandung membina beberapa unit pelayanan yang dapat dikategorikan sebagai wirausaha sosial, diantaranya berupa produsen pupuk lascing dan sayur organik. Perkembangan usaha yang dilakukan oleh wirausaha sosial tersebut diharapkan berdampak positif pada kemajuan ekonomi masyarakat, khususnya di daerah Cigugur danCiwidey . Pada saat ini usaha dari wirausaha sosial dimaksud telah berkembang pesat sehingga transaksi semakin kompleks dan memerlukan pencatatan akuntansi yang terstruktur dan terintegrasi. Pencatatan akuntansi tersebut berujung pada penyusunan laporan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas kepada masyarakat sosial. Tulisan ini mengajak pembaca memperdalam pelaporan keuangan pada wirausaha sosial dengan memaparkan
studi kasus pada wirausaha sosial yang dibina oleh Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Bandung. Pada pembahasan dipaparkan kondisi pelaporan keuangan yang ada di wirausaha sosial tersebut. Selanjutnya dikembangkan pelaporan keuangan terkomputerisasi yang direkomendasikan agar dapat dipergunakan oleh wirausaha sosial untuk mempermudah pelaksanaan akuntabilitas kepada masyarakat sosial.
Description:
Makalah disampaikan pada 1st National Seminar On Small Medium Enterprises "Towards the Self Relience of Micro, Small and Medium Enterprises in Indonesia". STIE Kesatuan Bogor. Bogor, 30 November 2017.