Abstract:
Desa Cukanggenteng, Ciwidey, Kabupaten Bandung memiliki masalah dengan ketersediaan air bersih.
Air yang digunakan warga berasal dari Sungai Cisondari atau sumur galian yang airnya relatif keruh, padahal penggunaan air kotor berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kolera, disentri, tifus, dan lain sebagainya. Warga desa sudah mengupayakan sistem penjernihan air menggunakan bak-bak sedimentasi, tetapi sistem tersebut tidak berfungsi efektif. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, sistem penyaringan pasir dan pipa bertahap diterapkan pada kegiatan pengabdian ini. Penyaringan pasir dioperasikan secara upflow yang kemudian overflow-nya diumpankan ke dalam penyaringan pipa bertahap. Penyaring pipa bertahap terdiri atas tiga pipa 4” yang berisi arang batok, pasir, dan spons. Sistem ini dirancang dengan bahan penyaring yang mudah ditemukan dan konstruksi sistem yang sederhana sehingga dapat dipelihara, dioperasikan, dan diduplikasi oleh warga sekitar. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem penyaringan dapat menurunkan tingkat turbiditas air mencapai 91,06%, yaitu dari 94,55 NTU menjadi 8,445 NTU dengan derajat keasaman (pH) relatif tetap, yakni sebesar 6,55. Dengan demikian, air hasil penyaringan dapat dikategorikan sebagai air bersih sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap proses filtrasi pasir dan penyaring pipa bertahap bekerja secara optimal.