dc.description.abstract |
Pekerja domestik migran telah menjadi salah satu pahlawan devisa negara yang cukup diandalkan oleh pemerintah untuk pemasukan negara. Meskipun demikian, perlindungan terhadap pekerja domestik migran masih sering terbengkalai. Pekerja domestik merupakan kelompok pekerja yang paling rentan terhadap kasus-kasus seperti kekerasan fisik, mental, seksual, eksploitasi, sampai ke praktik kerja paksa dan perdagangan manusia. Tempat bekerja mereka yaitu di rumah privat yang merupakan ranah pribadi membuat sulitnya untuk dijangkau, ditambah lagi dengan belum adanya peraturan yang memadai mengenai perlindungan pekerja domestik migran, telah menaruh mereka pada posisi yang sangat rentan.
Melihat ketidakmampuan negara dalam memberikan perlindungan terhadap para pekerja domestik migran, muncul organisasi internasional yang bergerak di bidang ketenagakerjaan yaitu International Labour Organization (ILO), dan menimbulkan pertanyaan penelitian ?bagaimana implementasi program Combating Forced Labour and Trafficking of Indonesian Migrant Workers oleh ILO sebagai upaya meningkatkan perlindungan terhadap pekerja domestik migran Indonesia di Malaysia??. Untuk melihat keterlibatan Organisasi Internasional dalam menangani sebuah isu, penulis menggunakan teori Liberal Institusionalisme. Kemudian, untuk melihat bagaimana implementasi program dari organisasi tersebut terlaksana, penulis menggunakan konsep Evaluation Development Assistance dari Organization for Economic Cooperation and Development dengan melihat relevansi program dengan prioritas, efektivitas, efisiensi, dampak, serta keberlanjutan program. Dengan melihat aspek-aspek tersebut, dapat dilihat implementasi dari program ini telah mencapai hasil yang telah ditetapkan dan berjalan dengan efektif sesuai dengan pencapaian tujuannya. |
en_US |