Abstract:
Al-Jazeera sebagai sebuah media yang berada di bawah naungan pemerintah Qatar memegang peranan penting selama Arab Spring berlangsung. Dalam menjalankan peranannya, media seharusnya dapat menjadi netral dan tidak memihak. Hal tersebut dapat dilihat dari pemberitaan media yang tidak condong terhadap kepentingan tertentu. Akan tetapi, dalam serangkaian peristiwa yang terjadi di seluruh penjuru Timur Tengah, Al-Jazeera tidak henti-hentinya menyebarkan pemberitaannya yang konon dianggap bias dan mampu menyulut api dan kontroversi dari seluruh belahan Timur Tengah. Qatar dianggap menggunakan Al-Jazeera sebagai media untuk menyalurkan kepentingan politik yang selama ini dijunjung oleh Qatar selama Arab Spring berlangsung. Terkait hal tersebut, tulisan/skripsi ini akan melihat bagaimana propaganda pemerintah Qatar melalui pemberitaan Al-Jazeera pada peristiwa Arab Spring di Mesir. Penelitian ini menggunakan teori propaganda oleh Nurudin serta Herman dan Chomsky. Teori ini dipilih karena dapat membantu penulis untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana propaganda yang dilakukan oleh pemerintah Qatar melalui pemberitaan Al-Jazeera tersebut dapat terjadi. Pada akhir penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Qatar melakukan propaganda melalui pemberitaan Al-Jazeera di Mesir selama Arab Spring berlangsung sesuai dengan kepentingannya. Dalam melakukan propaganda, pemerintah Qatar melalui Al-Jazeera menggunakan glittering generalities dan reputable mouthpiece.
