dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana keterlibatan Amerika
Serikat saat melakukan okupasi di Irak, serta pemimpin baru dalam negara seperi
Abu Musab al-Zarqawi dan Nouri al-Maliki dapat memicu konflik internal yang
ada semakin menyebar. Okupasi yang dilakukan AS bermula dari dugaan bahwa
Saddam Hussein mendukung terorisme dan menyimpan senjata pemusnah massal.
Pada kesempatannya, AS dapat melakukan intervensi terhadap pemberontakan
Kurdi dan berlanjut kepada invasi Irak yang berujung dengan diturunkannya
Coalition Provisional Authority (CPA) untuk melakukan rekonstruksi. Hanya saja,
rekonstruksi yang dilakukan CPA justru membuat kondisi Irak semakin memburuk.
Ditambah dengan hadirnya aktor seperti al-Zarqawi yang menuntut agar
didirikannya negara Islam serta al-Maliki sebagai perdana menteri yang membuat
Irak kembali kearah sektarian dan situasi semakin rumit. Maka penelitian ini dapat
menunjukkan bahwa keterlibatan AS dan pemimpin baru dalam Irak mampu
mengeskalasi konflik internal yang ada.
Agar terciptanya penelitian yang komprehensif, penulis akan menggunakan
teori konflik internal milik Michael E. Brown yang meliputi empat faktor umum
negara seperti faktor struktural, politik, ekonomi, dan budaya untuk melihat kondisi
dasar Irak. Lalu, terdapat juga bagian faktor pemicunya seperti bad neighbor, bad
leader, bad neighborhood, dan bad domestic problem. Namun, penelitian ini hanya
cukup untuk melihat aspek pemicunya dari bad neighbor dan bad leader untuk
menjawab pertanyaan penelitian dalam skripsi ini “Bagaimana Konflik Internal
Irak Tersekalasi Oleh Keterlibatan AS Pada Masa Okupasi AS 2003-2011 dan
Pemimpin Baru dalam Negara?”. Penulis akan melakukan penelitian melalui
metode kualitatif dengan menggunakan studi dokumen sebagai sumber data. Hal
ini dilakukan agar data yang didapatkan dan didukung oleh teori tersebut, dapat
menghasilkan analisis yang berguna menjawab pertanyaan penelitian. |
en_US |