dc.contributor.advisor |
Apresian, Stanislaus Risadi |
|
dc.contributor.author |
Yusliwan, Maulydia |
|
dc.date.accessioned |
2018-04-26T01:22:29Z |
|
dc.date.available |
2018-04-26T01:22:29Z |
|
dc.date.issued |
2017 |
|
dc.identifier.other |
skp35263 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/5608 |
|
dc.description |
8054 - FISIP |
en_US |
dc.description.abstract |
Perkembangan ekonomi global mengalami perlambatan dari tahun 2014 – 2016. Lambatnya laju pertumbuhan ekonomi global memberikan dampak kepada negara-negara didunia, salah satunya adalah Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok berada pada level terendah sebesar 6,7% dari tahun sebelumnya. Melemahnya kinerja ekspor dan nilai Yuan yang terus terdepresiasi terhadap dolar AS menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi Tiongkok berada pada level terendah. Fenomena tersebut membuat Tiongkok akhirnya memutuskan untuk mendevaluasi Yuan sebagai langkah untuk meningkatkan kembali kinerja ekspor mereka. Tiongkok pun memutuskan untuk bergabung kedalam mekanisme SDR melalui Yuan. Kedua langkah Tiongkok dinilai sebagai kesempatan bagi Tiongkok untuk meliberalisasi pasar mereka melalui internasionalisasi Yuan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja ekspor. Maka dari itu, perlu adanya penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian ―mengapa pemerintah Tiongkok melakukan devaluasi Yuan melalui skema SDR? Bagaimana dampak terhadap kinerja ekspor Tiongkok?‖
Teori serta konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Ekonomi Liberal dalam pendekatan Keynes mengenai sistem moneter internasional untuk menjelaskan alasan Tiongkok mendevaluasi Yuan bahwa alasan Tiongkok dalam mendevaluasi Yuan tidak hanya untuk meningkatkan kinerja ekspor mereka saja, akan tetapi ada faktor konomi politik untuk meliberaliasasi perekonomian mereka melalui Mekanisme SDR. Teori sistem moneter modern dan konsep internasionalisasi mata uang akan menjelaskan bergabungnya Yuan kedalam mekanisme SDR dan dampak dari inklusi Yuan terhadap kinerja ekspor Tiongkok.
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa temuan bahwa memang adanya indikasi lain dari Tiongkok untuk meliberalisasi perekonomian mereka melalui internasionalisasi Yuan, akan tetapi liberalisasi ekonomi yang dilakukan Tiongkok belum dapat sepenuhnya terliberalisasi dan masih terdapat beberapa kendala internal untuk Tiongkok selesaikan terlebih dahulu. Meskipun Tiongkok melakukan internasionalisasi Yuan melalui mekanisme SDR, ekspor Tiongkok masih belum ada perubahan yang signifikan sehingga perlu usaha yang lebih dari Tiongkok untuk kembali memulihkan pertumbuhan ekonomi mereka terutama dalam kinerja ekspor. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR |
en_US |
dc.subject |
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok |
en_US |
dc.subject |
Kinerja ekspor |
en_US |
dc.subject |
Devaluasi Yuan |
en_US |
dc.subject |
Liberalisasi ekonomi |
en_US |
dc.subject |
Internasionalisasi Yuan |
en_US |
dc.subject |
mekanisme SDR |
en_US |
dc.title |
Devaluasi Yuan dan kinerja ekspor Tiongkok 2014-2016 |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM2013330026 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDN0409048801 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional |
|