Abstract:
Hubungan kerja antara buruh dan majikan membentuk sebuah relasi kuasa. Hubungan tersebut seharusnya bersifat saling menguntungkan. Namun, pada praktiknya relasi kuasa tersebut tidak selalu demikian. Untuk menjaga keseimbangan relasi kuasa tersebut, diperlukan sejumlah aturan yang berdasar pada kebijakan nasional maupun internasional.
Uni Emirat Arab (UEA), sebagai negara anggota Gulf Cooperation Council, mengadopsi Sistem Kafala dalam mengatur buruh migran yang bekerja di UEA, termasuk buruh migran domestik perempuan (BMDP). Sistem Kafala mengharuskan setiap buruh migran untuk memiliki sponsor yang bertanggung jawab penuh atas dirinya. Dalam hal ini, terdapat beberapa majikan yang juga berperan sebagai sponsor BMDP. Namun dalam implementasinya, Sistem Kafala dianggap menimbulkan ketidakseimbangan relasi kuasa antara majikan dan BMDP yang memicu terjadinya eksploitasi BMDP.
Dalam skripsi ini, penulis menganalisis bagaimana relasi kuasa antara majikan dan BMDP tersebut terbentuk dalam Sistem Kafala di UEA dengan menggunakan perspektif feminisme Marxis. Dengan fokus subjek pembahasan pada majikan perempuan dan BMDP, penulis melihat bahwa relasi kuasa tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan dari budaya patriarki dan kapitalisme yang membebani majikan dan BMDP sebagai perempuan.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa relasi kuasa antara majikan dan BMDP, yang telah dipengaruhi oleh tekanan yang membebani mereka, menjadi lebih kompleks ketika hubungan tersebut ditempatkan di dalam implementasi Sistem Kafala.