Abstract:
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia banyak melakukan pembangunan infrastruktur. Negara Indonesia merupakan suatu negara yang rawan terkena gempa bumi. Dalam menghadapi goncangan seismik, bangunan harus bekerja dengan baik dan didesain untuk bertindak sebagai satu kesatuan untuk menahan gaya seismik. Sistem penahan gaya seismik terdiri dari elemen vertikal, elemen horisontal, dan pondasi. Elemen horisontal pada umumnya terdiri dari diafragma, kord, dan kolektor. Peran suatu diafragma sebagai sistem struktur horisontal adalah menahan gaya gravitasi dan menyediakan tahanan lateral untuk elemen-elemen vertikal pada struktur. Studi ini meneliti hasil perbandingan suatu desain diafragma dengan menggunakan metode SNI1726:2012 dan metode alternatif ASCE7-2016. Diafragma yang ditinjau adalah diafragma pada lantai 1 dan lantai 20. Perbedaan hasil desain diafragma pada lantai 1 dan lantai 20 dengan metode SNI1726:2012 juga dibandingkan dalam model ini. Model yang digunakan adalah model struktur sistem ganda berjumlah 20 lantai yang memiliki ketidakberaturan torsi tipe 1a pada lantai 1 dan lantai 2. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ETABS 16.2.0. Dengan menggunakan 2 metode tersebut, diperoleh hasil perbedaan desain kord pada diafragma sebesar 17%, dan perbedaan desain balok kolektor pada diafragma sebesar 1,38%. Hasil analisis juga memberikan kesimpulan bahwa balok kolektor tidak terdapat pada lantai 20, sementara lantai 1 terdapat balok kolektor.