Abstract:
Perencanaan bangunan perlu memperhatikan aspek-aspek tertentu. Ketika bangunan dikenai beban aksial maka akan menghasilkan simpangan tertentu sejarak Δ. Pengaruh P-Δ memberikan penambahan persentase terhadap hasil bending moment, simpangan dan simpangan antar lantai maupun periode getar. Analisis P-Δ terdiri dari Analisis Nonlinear Statik “exact” dan metode pendekatan yang terdiri dari Iterative dan Based on mass. Digunakan 3 model yaitu model 1 dengan analisis nonlinear statik tanpa ketidakberaturan, model 2 terdiri dari model 2a (nonlinear statik), 2b (iterative), 2c (based on mass) dengan terdapat ketidakberaturan vertikal (soft story). Model 3 dianalisis dengan nonlinear statik (3a), iterative (3b) dan based on mass (3c) juga terdapat soft story dan ketidakberaturan torsi. Didapatkan simpangan lantai yang mendekati analisis nonlinear statik “exact” menggunakan metode iterative dengan beda persentase 17,743 % pada model 2 dan 5,45 % pada model 3. Simpangan lantai akibat pengaruh ketidakberaturan vertikal (soft story) 64,511 % (model 2), akibat soft story dan ketidakberaturan torsi (model 3) sebesar 69,378 %. Penambahan bending moment terbesar terjadi pada kolom eksterior dengan metode iterative mendekati nilai “exact” berkisar 4,012 - 7,99 % untuk model 2. Model 3 didapatkan bending moment lebih besar daripada nonlinear statik sebesar 11,94 %. Soft story menambah bending moment dengan persentase 55,025 % sedangakan soft story dan ketidakberaturan torsi menambah 58,54 %. Simpangan antar lantai terbesar pada metode iterative terutama lantai 1-3 (model 3) sebesar 31,078 %. Pengaruh ketidakberaturan baik horisontal maupun vertikal terjadi beda persentase simpangan antar lantai berkisar 64,5 %. Pengaruh adanya P-Δ pada analisis iterative dan based on mass menambah persentase periode getar 4,628 % dan 3,067 % terhadap nonlinear statik. Pengaruh ketidakberaturan vertikal menambah periode getar 11,73 %, ketidakberaturan vertikal dan horisontal sebesar 16,918 %. Dengan pengaruh ketidakberaturan vertikal pada model 2, maka diperlukan perbesaran penampang kolom sebesar 7,692 %, didapatkan nilai PMM ratio 0,947. Untuk Model 3 dengan penampang yang sama seperti model 2, dibutuhkan perbesaran jumlah dan diameter tulangan sebesar 54,85 % dengan PMM ratio 1,004.