Aplikasi manajemen mutu terpadu untuk industri konstruksi di Indonesia Berdasarkan karakteristik orang Indonesia

Show simple item record

dc.contributor.author Maliki, Ali
dc.date.accessioned 2017-01-10T02:46:52Z
dc.date.available 2017-01-10T02:46:52Z
dc.date.issued 1999
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/549
dc.description Makalah en_US
dc.description.abstract Total Quality Management (TQM) atau manajemen mutu terpadu adalah sebuah filosofi manajemen yang secara efektif menyatakan kebutuhan-kebutuhan klien dan menyediakan kerangka, lingkungan dan budaya untuk mempertemukannya dengan biaya yang serendah mungkin TQM berasal dari industri manufaktur dan elektronik, khususnya di Jepang dimana konsep TQM dimulai pada tahun 1950-an. Proyek konstruksi telah mengambil metode dan konsep TQM tersebut dengan melakukan sedikit modifikasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Filosofi dari TQM menitikberatkan pada proses perbaikan, keterlibatan pelanggan dan leveransir (supplier) , kerja tim, dan pelatihan untuk mencapai kepuasan pelanggan, efektivitas biaya, dan kualitas pekerjaan yang bebas dari kerusakan. Filosofi manajemen TQM berfokus pada perbaikan secara terus menerus terhadap proses pembuatan produk, lebih dari usaha untuk memeriksa atau menguji produk untuk mencapai kualitas. Untuk konstruksi, yang dimaksud dengan produk adalah fasilitas yang lengkap dan pelanggan adalah pengguna akhir dari fasilitas tersebut. Pendekatan menggunakan statistik untuk mengontrol proses, dimana tugas manajemen tidak untuk menyelesaikan semua masalah sistem, tetapi untuk menyediakan pekerja dengan peralatan yang dibutuhkan untuk mengarahkan masalah secara efektif dalam sistem. Prinsip-prinsip TQM yang akan dibahas dalam makalah ini adalah prinsip-prinsip dari Feigenbaum (1991), Nagarur (1995) dan Pekar (1995) dan prinsip-prinsip bagi proyek konstruksi yang diambil dari ClI (Construction Industry Institute), Source Document No. 51 yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan perbaikan secara kontinu/terus menerus (continuous improvement). Ada tujuh elemen dari TQM yang mendorong prinsip-prinsip kepuasan pelanggan dan perbaikan secara terus menerus yaitu komitmen manajemen dan kepemimpinan, pelatihun, kerja tim, metode-metode statistik, biaya kualitas, keterlibatan leveransir (supplier), dan pelayanan pelanggan. Meskipun tidak ada standar industri untuk mengimplementasikan TQM, penelitian CII mengidentifikasikan empat langkah yang telah digunakan bagi implementasi TQM secara berhasil: persiapan dan perencanaan, implementasi rencana, pengukuran dan pengujian implementasi, dan evaluasi hasil dan melanjutkan pada tahap persiapan dan perencanaan berikutnya. Karakteristik orang setiap negara akan mempengaruhi penerapan manajemen. Dalam makalah ini dibahas analisis karakteristik orang Indonesia apakah akan cocok bila diterapkan TQM untuk industri konstruksi. Dari analisis yang dilakukan penulis maka TQM cocok untuk diterapkan di Indonesia dengan memperhatikan penyesuaian-penyesuaian yang perlu dan pemecahan masalah yang timbul dengan baik. en_US
dc.publisher Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.title Aplikasi manajemen mutu terpadu untuk industri konstruksi di Indonesia Berdasarkan karakteristik orang Indonesia en_US
dc.type Unpublished Papers en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account