Abstract:
Sektor konstruksi di Indonesia berkembang pesat dari tahun ke tahun. Seiring perkembangan
konstruksi, penggunaan sumber daya alam meningkat, maka limbah juga akan meningkat dan
berdampak pada lingkungan. Di Indonesia sendiri, 36-45% dari penggunaan sumber daya alam
merupakan penggunaan pada sektor konstruksi. Atas dasar tersebut, penelitian ini dibuat untuk
mengetahui jumlah, biaya yang timbul, serta penyebab dari limbah material konstruksi pada dua
proyek perumahan sederhana di Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah dengan mencari
parameter limbah yaitu waste level dan waste cost daripada empat jenis material, yaitu besi (besi 6,
besi 8, besi 10), bata, genting dan keramik (keramik 20x20 dan keramik 25x20), guna mengetahui
jumlah limbah material yang timbul dan biaya sebagai akibat adanya limbah material konstruksi,
lalu menggunakan fishbone diagram yang selanjutnya dirumuskan menggunakan penelitian Bossink
dan Brouwers, (1996) untuk mengetahui penyebabnya. Hasil yang didapat adalah jumlah rata-rata
limbah material yang timbul adalah material besi (0,309%), material keramik (0,046%), material
genting (0,434%), dan material bata (0,117%). Biaya terbesar yang timbul sebagai adanya limbah
material konstruksi adalah pada rumah X3, yaitu sebesar Rp4.645.606/m2 . Faktor dominan yang
menyebabkan adanya limbah material konstruksi pada proyek perumahan X dan Y adalah faktor
manusia, sedangkan berdasarkan perumusan penelitian Bossink dan Brouwers (1996), sumber
adanya limbah konstruksi pada proyek X dan Y adalah pada tahap pengadaan material dan tahap
pelaksanaan konstruksi.