Abstract:
Tujuan penelitian empiris ini adalah membuat model manajemen kinerja pegawai
dengan studi kasus di Kabupaten Bandung Barat, yaitu 1 usaha menengah di
Kecamatan Parongpong, 1 usaha kecil dan 1 usaha menengah di Kecamatan
Lembang, 1 usaha kecil dan 1 usaha menengah di Kecamatan Cisarua. Ketiga
kecamatan tersebut memiliki kesamaan agroklimat. Penelitian manajemen kinerja
biasanya dilakukan pada perusahaan yang bertujuan mendapatkan laba, tetapi
penelitian manajemen kinerja pegawai belum pernah dilakukan pada sektor
agrowisata, terutama usaha kecil dan menengah, yang tidak selalu bertujuan
mendapatkan laba. Sektor agrowisata adalah kombinasi dari sektor pertanian dan
pariwisata, yaitu menyediakan jasa pariwisata ke daerah pertanian (pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan). Salah satu kunci sukses pengelolaan
bisnis agrowisata ada pada pengelolaan sumber daya manusianya. Metode
penelitian yang digunakan adalah mixed-method. Penelitian kuantitatif berupa
penyebaran angket yang diolah dengan analisis konfirmatori AMOS, dilengkapi
dengan penelitian kualitatif berupa in-depth interview dan observasi. Model yang
dihasilkan menggunakan pendekatan Demming Cycle (Plan-Do-Check-Action).
Kinerja pegawai sektor jasa agrowisata berhubungan dengan kualitas layanan
yang secara langsung dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan. Visi, misi,
strategi perusahaan, persepsi turis atas kualitas layanan, bisa menjadi input bagi
tahap pertama dari manajemen kinerja yaitu mendefinisikan kinerja. Kemudian
dilanjutkan dengan tahap pemantauan kinerja, tahap sistem penilaian kinerja,
tahap umpan balik kinerja, tahap penguatan kinerja dan pemanfaatan penilaian
kinerja. Keterbatasan penelitian ini adalah output model yang dihasilkan hanya
digunakan untuk usaha agrowisata di ketiga kecamatan tersebut. Akan tetapi
hasilnya bisa berguna bagi para peneliti yang tertarik dengan manajemen kinerja
pegawai sektor jasa pariwisata.