Abstract:
Salah satu indikator keberhasilan suatu pembangunan gedung dapat dilihat dari usia pemakaian bangunan sesuai dengan rancangan bangunannya dan tata cara pemeliharaan terhadap bangunan tersebut. Pemeliharaan bangunan secara konsisten sudah menjadi persyaratan yang harus dipenuhi, utamanya bagi bangunan yang difungsikan untuk kepentingan umum. Bangunan gedung terutama gedung sekolah, merupakan salah satu bangunan fisik yang mempunyai peranan penting dalam menunjang aktivitas penggunanya. Kurangnya perhatian atau tidak sesuainya kegiatan pemeliharaan yang dilakukan akan menyebabkan suatu kondisi atau dampak negatif, yaitu menurunnya tingkat produktifitas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemilik atau pengguna bangunan sebagai akibat dari kurang terpeliharanya kondisi bangunan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui penerapan manajemen pemeliharaan, tingkat kerusakan dan estimasi biaya pemeliharaan bangunan gedung sekolah Yayasan Salib Suci. Penelitian ini dilakukan dengan menentukan variabel untuk penerapan manajemen pemeliharaan, melakukan penilaian tingkat kerusakan gedung serta pengumpulan data biaya pemeliharaan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan survey lapangan. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil akhir dari penelitian ini adalah penerapan manajemen pemeliharaan gedung sekolah di Yayasan Salib Suci termasuk dalam klasifikasi tidak baik. Subvariabel maintenance planning memiliki nilai rata-rata 2,25 termasuk dalam klasifikasi nilai tidak baik dengan tingkat penerapan paling tinggi, diikuti dengan variabel maintenance procurement dengan nilai rata-rata 2,10 dan variabel maintenance works program dengan nilai rata-rata 2,08. Subvariabel organization termasuk dalam tingkat penerapan paling rendah dengan nilai rata-rata 1,91, diikuti dengan subvariabel maintenance system information dengan nilai rata-rata 1,93 dan maintenance budget dengan nilai rata-rata 1,99. Tingkat kerusakan bangunan Yayasan Salib Suci berada pada klasifikasi kerusakan sebagian dengan nilai rata-rata 2,61, dimana komponen arsitektur menjadi komponen yang paling tinggi tingkat kerusakannya yaitu sebanyak 24,03% dibandingkan komponen struktur sebanyak 12,43% dan utilitas dengan tingkat kerusakan paling sedikit yaitu 5,90%.