Abstract:
Dewasa ini, terdapat fenomena meningkatnya jumlah anak-anak yang
menyandang autisme atau yang sering disebut dengan anak autis. Autisme
adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita,
yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi
yang normal. Untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi anak-anak
autis dapat dilakukan beberapa cara, salah satunya dengan memberikan
terapi okupasi. Terapi okupasi adalah terapi yang membantu melatih motorik
kasar, motorik halus, dan sensori integrasi. Bianglala Nanda adalah suatu
lembaga yang memfokuskan diri untuk menangani anak-anak berkebutuhan
khusus, seperti anak autis, salah satunya dengan menerapkan terapi okupasi.
Untuk dapat melakukan terapi okupasi tersebut, dibutuhkan alat bantu dan
fasilitas terapi okupasi yang terintegrasi, mampu melatih kemampuan motorik
kasar, motorik halus, dan integrasi sensori anak, serta aman digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu konsep alat bantu dan
fasilitas untuk menunjang terapi okupasi yang diberikan oleh Bianglala Nanda.
Pengguna primer dari alat bantu dan fasilitas terapi okupasi ini adalah anak autis
dengan usia 3-10 tahun, jadi karakteristik dari rancanganpun mengikuti data
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia 3-10 tahun.
Perancangan konsep alat bantu dan fasilitas ini dilakukan dengan
mengobservasi kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus di Bianglala Nanda,
dilanjutkan dengan pembuatan beberapa konsep rancangan fasilitas.
Selanjutnya, untuk menganalisis konsep rancangan yang telah dibuat, digunakan
metode penilaian resiko yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hal-hal
yang berpotensi menjadi sumber bahaya, serta mengidentifikasi langkah-langkah
pencegahan yang dapat diambil. Pemilihan konsep dilakukan dengan menilai
rancangan berdasarkan pemenuhan kebutuhan alat bantu dan fasilitas tersebut
untuk terapi okupasi.