Abstract:
Kemampuan untuk berkompetisi dan mempertahankan kelangsungan
hidup suatu organisasi ditentukan oleh kualitas SDM yang dimiliki. Untuk
mengetahui bagaimana kualitas ataupun kinerja seseorang dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, dapat dilakukan penilaian performansi terhadap
para pekerja. Rumah Saki! X yang berlokasi di Bandung Barat belum
memberlakukan penilaian performansi kerja secara formal untuk para perawat.
Penilaian performansi kerja yang ada saat ini didasarkan pada apakah para
perawat yang bersangkutan menaati peraturan-peraturan yang ada atau apakah
melakukan perawat tersebut melakukan kesalahan.
Dalam penelitian ini dilakukan perancangan sistem penilaian
performansi kerja untuk perawat di Rumah Saki! X. Penilaian performansi
dilakukan berdasarkan kompetensi Spencer & Spencer. Model Spencer &
Spencer terdiri dari 20 kompetensi. Model kompetensi tersebut dijadikan dasar
untuk menemukan kompetensi pembeda antara perawat superior dengan
perawat average Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh model
kompetensi pembeda Interpersonal Understanding (IU) pada level 4, Customer
Service Orientation (CSO) pada level 6, Developing Others (DEV) pada level 8,
Team Leadership (TL) pada level 5, Self Control (SCT) pad a level 6.
Kelima kompetensi pembeda tersebut dijadikan sebagai landasan dalam
pembuatan kriteria dan sub kriteria penilaian. Kriteria dan sub kriteria penilaian
diperoleh melalui proses Delphi. Setelah didapatkan kriteria dan sub kriteria,
dilakukan penentuan bobot untuk masing-masing kriteria dan sub kriteria
penilaian. Bobot kriteria dan sub kriteria penilaian diperoleh melalui pembobotan
langsung (direct weighing). Penilaian performansi kerja yang diusulkan dibuat
berdasarkan metode BARS (Behaviorally Anchored Rating Scales) maka dari itu
dibuat skala acuan penilaian berdasarkan level kompetensi yang ada.
Penilaian performansi kerja diusulkan agar dilakukan oleh Kepala
Ruangan dengan mengisi formulir penilaian. Penilaian akan dilakukan setiap 3
bulan sekali. Sebelum dilakukan penilaian performansi, para penilai dalam hal ini
adalah Kepala Ruangan sebaiknya diberikan pelatihan terlebih dahulu. Setelah
proses penilaian selesai, para perawat yang dinilai akan diberitahukan hasil akhir
performansi kerjanya dan diperbolehkan mengajukan keberatan atas hasil yang
didapatkan pada saat wawancara. Penilaian performansi kerja dapat digunakan
untuk pengembangan kemampuan para perawat, menentukan besarnya
kompensasi atau bonus, perencanaan karir, dan dapat digunakan untuk
menentukan siapa saja yang membutuhkan pelatihan.