Abstract:
Pertumbuhan pengguna kendaraan bermotor di Indonesia saat ini,
khususnya mobil, telah mencapai tingkat sangat pesat. Perkembangan ini diikuti
dengan semakin menjamumya kebiasaan memodifikasi kendaraan bermotor
tersebut. Kegiatan memodifikasi ini cenderung menjadi hobi yang digemari oleh
kaum muda. Modifikasi yang dilakukan terhadap perangkat audio mobil
merupakan salah satu tipe modifikasi yang disenangi oleh para modifikator.
Sistem audio dari mobil biasanya tersusun atas head unit, power amplifier, dan
speaker.
Head unit merupakan bagian yang paling penting dalam suatu sistem
audio. Head unit, atau yang lebih dikenal kalangan umum sebagai tape mobil,
diumpamakan sebagai bagian otak dari sistem. Pentingnya peran bagian head
unit ini dalam suatu sistem audio, menyebabkan banyak produsen bersaing
dalam menghasilkan produk head unit yang berkualitas dan berkemampuan
terbaik. Selain itu, karena posisi peletakan head unit berada pada bagian
dashboard mobil, maka segi estetika akan sangat diperhatikan oleh konsumen
yang akan membelinya. Jadi selain berkualitas dari segi performansi, keindahan
tampak luar pun akan menjadi nilai positif bagi produk.
Penelitian ini membahas mengenai perancangan tape mobil yang
memperhatikan aspek product emotion dan kepuasan konsumennya
berdasarkan model Kano. Pada awal penelitian, akan dicari ter1ebih dahulu
kebutuhan konsumen apa saja yang akan muncul terhadap sebuah produk tape
mobil dengan memberikan kuesioner identifikasi kebutuhan. Selanjutnya akan
diberikan kuesioner Kano untuk mengelompokkan kebutuhan yang telah
diperoleh kedalam kategori yang ada pada model Kano yaitu, must be, one
dimensionaf, attractive, indifferent, reverse, dan questionable. Hasil
pengelompokan dalam kategori must be, one dimensional, dan attractive akan
lebih diperhatikan dalam melakukan perancangan usulan.
Tahapan selanjutnya dari penelitian adalah dengan mengukur emosi
responden terhadap sampel tape mobil awal dengan menggunakan instrumen
yang bersifat non-verbal self-report yaitu Product Emotion Measurement
(PrEmo), serta dilakukan wawancara untuk mengetahui alasan penilaian product
emotion dari konsumen. Hasil pengelompokan kebutuhan berdasarkan model
Kano dan hasil pengukuran emosi ini selanjutnya akan menjadi acuan dalam
melakukan perancangan tape mobil usulan. Setelah dilakukan perancangan
ulang terhadap produk awal, penelitian ini akan dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi kedua untuk mengetahui keberhasilan perancangan ulang tape mobil
usulan. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran emosi
produk awal dengan usulan.
Dari evaluasi tersebut diketahui bahwa hasil perancangan tape mobil
usulan 1 merupakan rancangan yang memiliki nilai emosi positif tertinggi dan
nilai emosi negatif terendah. Dengan demikian rancangan tape mobil usulan 1
terpilih sebagai aHematif desain terbaik. Rancangan usulan tape mobil usulan 1
dapat memberikan respon emosi yang lebih baik dibandingkan dengan tape
mobil awal. Hal tersebut dapat ter1ihat dari peningkatan nilai emosi positif
sebesar 54.87%, yaitu dari 0.729 menjadi 1.129, dan penurunan nilai emosi
negatif sebesar 45.19%, yaitu dari 0.748 menjadi 0.410. Namun hasil yang
diperoleh masih belum lebih baik dibandingkan dengan desain tape awal terbaik.