Abstract:
UD X merupakan sebuah perusahaan retailer yang menjalankan bisnisnya di kota Solo dan
bergerak dalam bidang pengadaan baut, barang-barang teknik, perkakas, spare parts, dan mesinmesin
industri. Saat ini UD X melakukan pemesanan barang ke supplier berdasarkan intuisi sehingga
tidak terdapat jumlah dan periode pemesanan yang konstan. Pada saat jumlah stock barang di gudang
telah mencapai titik tertentu, maka UD X akan melakukan pemesanan. Namun, UD X belum memiliki
ukuran titik yang mengharuskan terjadinya pemesanan tersebut. Kuantitas pemesanan yang dilakukan
oleh UD X ditentukan dengan melihat penjualan dari minggu sebelumnya. Hal ini menyebabkan
perusahaan sering mengalami stockout yang menimbulkan kerugian pada perusahaan. Selain itu,
beberapa produk UD X mengalami overstock yang mengakibatkan tingginya biaya penyimpanan
barang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian dilakukan pada sepuluh produk UD X yang
paling sering mengalami stockout menurut direktur perusahaan. Metode sistem persediaan yang
diusulkan kepada UD X adalah fixed order interval karena terdapat produk yang dipesan dari supplier
yang sama sehingga memungkinkan pemesanan secara joint order. Pemesanan barang dilakukan
setiap interval T dengan jumlah pesanan sebesar tingkat persediaan maksimum (R) dikurangi dengan
posisi persediaan saat itu. Pemesanan akan dilakukan dalam lima kelompok pemesanan yaitu dua
kelompok dari supplier PT. X, satu kelompok dari supplier PT. Y, dan dua kelompok dari supplier PT. Z
dengan interval pemesanan berturut-turut sebesar 4 hari, 12 hari, 11 hari, 16 hari, dan 7 hari.
Pemesanan secara joint order ini akan menghasilkan biaya total sebesar Rp 18.287.880,56 dan akan
menurunkan persentase stockout yang awalnya 8% menjadi berkisar antara 0,96% hingga 4,10%.
UD X pernah mengalami peristiwa kenaikan harga dengan pemberitahuan terlebih dahulu dari
supplier. Oleh karena itu dilakukan perhitungan known price increase untuk mengantisipasi terjadinya
kenaikan harga di masa mendatang. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui jumlah pemesanan
khusus yang harus dilakukan dan besar penghematan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan,
perusahaan sebaiknya melakukan pemesanan khusus sebelum terjadi kenaikan harga. Pemesanan
khusus ini akan memberikan penghematan bagi perusahaan.