Penentuan suhu ruang kemudi bagi pengemudi yang kekurangan tidur kronis berdasarkan pengukuran tingkat kantuk

Show simple item record

dc.contributor.advisor Siswanto, Daniel
dc.contributor.author Fadhilah, Devi Nur
dc.date.accessioned 2018-01-31T06:30:44Z
dc.date.available 2018-01-31T06:30:44Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other 6111178
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/4964
dc.description 4486 - FTI en_US
dc.description.abstract Kelelahan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan manusia melakukan kesalahan kerja yang berujung pada kecelakaan. Salah satu indikator terjadinya kelelahan adalah kantuk. Kantuk dapat disebabkan karena kekurangan tidur yang terjadi pada beberapa malam atau disebut kekurangan tidur kronis. Salah satu upaya yang dilakukan pengemudi untuk mengatasi kantuk adalah mengatur suhu ruang kemudi. Namun belum diketahui pada suhu berapakah kantuk pengemudi dapat diatasi, terutama saat mengemudi di jalan yang monoton. Kondisi jalan monoton telah banyak disebut di berbagai penelitian akan meningkatkan kantuk dan menurunkan kewaspadaan. Penelitian ini akan berusaha menentukan rentang suhu ruang kemudi yang memberikan pengaruh positif dalam mengatasi kantuk pengemudi yang mengemudi di jalan monoton. Penelitian dilakukan dengan eksperimen di laboratorium menggunakan simulator. Kondisi yang diatur adalah suhu ruang kemudi yang terdiri dari suhu nyaman (23°C - 26°C), suhu panas (26,1°C - 29°C) dan suhu dingin (20°C - 22,9°C) serta kondisi jalan yang terdiri dari monoton dan tidak monoton. Simulasi mengemudi dilakukan kepada enam orang partisipan pria berusia 18 – 25 tahun dengan memberikan enam perlakuan selama simulasi berlangsung. Enam perlakuan yang diberikan adalah kombinasi tiga level suhu serta dua kondisi jalan. Pengukuran tingkat kantuk dilakukan dengan memasangkan alat electroencephalography (EEG) ke kepala partisipan selama 60 menit. Data gelombang otak partisipan direkam kemudian diolah menggunakan MATLAB R2009A untuk memperoleh nilai power alfa, beta, dan teta. Nilai power gelombang otak akan digunakan untuk menghitung rasio tingkat kantuk dengan persamaan (θ + α)/ β yang akan dijadikan input uji ANOVA untuk mengetahui pengaruh kondisi jalan, suhu ruang kemudi dan interaksi keduanya terhadap tingkat kantuk. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Tukey dan uji Newman-Keuls untuk mengetahui perbedaan level suhu yang signifikan. Hasil dari uji ANOVA menunjukkan bahwa faktor kondisi jalan dan suhu ruang kemudi mempengaruhi tingkat kantuk, namun interaksi dari kedua faktor tidak mempengaruhi tingkat kantuk. Hasil dari uji Tukey dan Newman-Keuls menunjukkan bahwa ketiga level suhu memiliki perbedaan secara signifikan. Penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa tingkat kantuk pengemudi yang mengalami kekurangan tidur dipengaruhi oleh kondisi jalan atau suhu ruang kemudi. Rentang suhu ruang kemudi yang dapat menghasilkan rasio tingkat kantuk terkecil adalah 26,1°C - 29°C (suhu panas). en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject kantuk en_US
dc.subject electroencephalography (EEG) en_US
dc.subject rasio tingkat kantuk en_US
dc.subject kondisi jalan en_US
dc.subject suhu ruang kemudi en_US
dc.title Penentuan suhu ruang kemudi bagi pengemudi yang kekurangan tidur kronis berdasarkan pengukuran tingkat kantuk en_US
dc.type Unpublished Student Papers en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account