Abstract:
Kelelahan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan manusia melakukan kesalahan kerja yang berujung pada kecelakaan. Salah satu indikator terjadinya kelelahan adalah kantuk. Kantuk dapat disebabkan karena kekurangan tidur yang terjadi pada beberapa malam atau disebut kekurangan tidur kronis. Salah satu upaya yang dilakukan pengemudi untuk mengatasi kantuk adalah mengatur suhu ruang kemudi. Namun belum diketahui pada suhu berapakah kantuk pengemudi dapat diatasi, terutama saat mengemudi di jalan yang monoton. Kondisi jalan monoton telah banyak disebut di berbagai penelitian akan meningkatkan kantuk dan menurunkan kewaspadaan. Penelitian ini akan berusaha menentukan rentang suhu ruang kemudi yang memberikan pengaruh positif dalam mengatasi kantuk pengemudi yang mengemudi di jalan monoton.
Penelitian dilakukan dengan eksperimen di laboratorium menggunakan simulator. Kondisi yang diatur adalah suhu ruang kemudi yang terdiri dari suhu nyaman (23°C - 26°C), suhu panas (26,1°C - 29°C) dan suhu dingin (20°C - 22,9°C) serta kondisi jalan yang terdiri dari monoton dan tidak monoton. Simulasi mengemudi dilakukan kepada enam orang partisipan pria berusia 18 – 25 tahun dengan memberikan enam perlakuan selama simulasi berlangsung. Enam perlakuan yang diberikan adalah kombinasi tiga level suhu serta dua kondisi jalan. Pengukuran tingkat kantuk dilakukan dengan memasangkan alat electroencephalography (EEG) ke kepala partisipan selama 60 menit. Data gelombang otak partisipan direkam kemudian diolah menggunakan MATLAB R2009A untuk memperoleh nilai power alfa, beta, dan teta. Nilai power gelombang otak akan digunakan untuk menghitung rasio tingkat kantuk dengan persamaan (θ + α)/ β yang akan dijadikan input uji ANOVA untuk mengetahui pengaruh kondisi jalan, suhu ruang kemudi dan interaksi keduanya terhadap tingkat kantuk. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Tukey dan uji Newman-Keuls untuk mengetahui perbedaan level suhu yang signifikan.
Hasil dari uji ANOVA menunjukkan bahwa faktor kondisi jalan dan suhu ruang kemudi mempengaruhi tingkat kantuk, namun interaksi dari kedua faktor tidak mempengaruhi tingkat kantuk. Hasil dari uji Tukey dan Newman-Keuls menunjukkan bahwa ketiga level suhu memiliki perbedaan secara signifikan. Penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa tingkat kantuk pengemudi yang mengalami kekurangan tidur dipengaruhi oleh kondisi jalan atau suhu ruang kemudi. Rentang suhu ruang kemudi yang dapat menghasilkan rasio tingkat kantuk terkecil adalah 26,1°C - 29°C (suhu panas).