dc.description.abstract |
Kedai Ma’Ute adalah rumah makan yang menyediakan makanan
rumahan dan menggunakan parasmanan juga pemesanan menu sebagai sistem
pembeliannya. Menu yang tersedia di Kedai Ma’Ute bermacam-macam, dari nasi
goreng, soto ayam, mie ayam, serta mie instan. Pada kenyataannya saat ini,
kedai Ma’Ute masih mendapatkan keluhan dari konsumen pada sistem
pemesanan menu, berupa lamanya mereka harus menunggu sampai pesanan
mereka datang. Bagian dapur juga masih mendapat keluhan mengenai pekerja
yang masih sering melakukan beberapa kesalahan pada saat aktivitas dijalankan
seperti salahnya pesanan yang masuk, proses yang masih belum memiliki
penanggung jawab, dan lain-lain. Lamanya waktu menunggu konsumen hingga
makanan datang dan kesalahan pekerja mampu menurunkan kualitas layanan
rumah makan di mata konsumen.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses bisnis Kedai
Ma’Ute dapat diperbaiki dengan melakukan perancangan proses bisnis yang
baru. Perancangan proses bisnis yang baru ini dilakukan dari mengumpulkan
informasi mengenai proses bisnis yang dijalankan kemudian memetakannya.
Setelah itu dilakukan analisis proses bisnis untuk mengetahui kelemahan proses
bisnis yang dimiliki, setelah dilakukan analisis kemudian dibuat proses bisnis
usulan berdasarkan kelemahan yang ada. Ada 2 usulan perbaikan yang akhirnya
akan dipilih 1. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan IDEF0 sebagai
alatnya, dari hasil analisis proses bisnis didapatkan perbaikan berupa
penghapusan proses yang tidak berguna dan penambahan proses untuk
mengatasi masalah, pemberian tanggung jawab sebagai process owner,
membuat formulir pengadaan barang, dan pembuatan SOP untuk setiap proses.
Hasil awal dan perbaikan dibandingkan dengan menggunakan simulasi untuk
mengetahui pengaruh pada waktu menunggu, dengan simulasi yang dilakukan,
waktu menunggu rata-rata berkurang sebesar 278,88 detik dengan usulan
terpilih. Selain simulasi untuk mengetahui pengaruh waktu, ada juga analisis
kualitatif untuk jumlah kesalahan dan didapatkan kesalahan pada pemesanan
dapat berkurang menjadi 8%, kesalahan pada pengulangan proses sebesar 5%,
dan kelemahan ketidaktahuan letak meja konsumen sebesar 7%. |
en_US |