Abstract:
Seiring dengan perkembangan zaman yang disertai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, persaingan dalam dunia perdaganganpun menjadi semakin ketat.
Persaingan tersebut juga dialami oleh usaha konveksi pakaian. Mutu yang ditawarkan
menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli sebuah
produk. Hal tersebut juga dialami oleh Konveksi Gloria. Sebagai upaya untuk bertahan
dalam persaingan, Konveksi Gloria harus memperhatikan mutu dari produk yang
dihasilkan. Konveksi Gloria memproduksi pakaian tidur berupa daster dan setelan (celana
panjang atau celana pendek). Saat ini Konveksi Gloria memproduksi ribuan pakaian setiap
bulannya.
Dalam penelitian ini, upaya peningkatan mutu pada Konveksi Gloria dilakukan
dengan menggunakan metode Six Sigma DMAIC. Six Sigma DMAIC merupakan metode
peningkatan mutu yang bertujuan mengurangi cacat hingga 3,4 Defect Per Million
Opportunities (DPMO). Metode ini merupakan metode yang bersifat continuous
improvement dengan arti perbaikan dilakukan secara terus-menerus. Peningkatan mutu
dilakukan dengan mengurangi persentase produk cacat pada Konveksi Gloria.
Peningkatan mutu difokuskan pada produk daster karena jumlah produksi yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan produk lainnya. Tahapan dalam metode Six Sigma DMAIC
dimulai dengan tahap define untuk mengidentifikasi proses produksi saat ini serta
penentuan critical to quality (CTQ), selanjutnya adalah tahap measure untuk mengetahui
performansi saat ini. Nilai DPMO pada Konveksi Gloria sebesar 6.133,3890, level sigma
4,0044 dengan persentase produk cacat sebelum perbaikan sebesar 7,36%.
Pada tahap analyze dilakukan identifikasi untuk mengetahui akar permasalahan
yang menjadi penyebab dari terjadinya produk cacat. Hal tersebut dilakukan agar
pemberian tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan tepat. Setelah diketahui akar
masalah dari penyebab terjadinya cacat, dilakukan perancangan usulan untuk
memperbaiki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk dalam tahap
improve. Beberapa tindakan perbaikan yang dilakukan adalah pemberian tanda pada
mesin, pembuatan alat bantu untuk pemasangan label, pemberian sistem poin, briefing
dan evaluasi kerja mingguan. Pada tahap control dilakukan pengambilan data kembali
sebagai perbandingan performansi sebelum dan setelah perbaikan. Setelah dilakukan
penerapan usulan tindakan perbaikan, nilai DPMO pada Konveksi Gloria menurun menjadi
2.512,2854 dengan level sigma yang meningkat menjadi 4,3055. Selain itu, terjadi
penurunan persentase produk cacat menjadi 3,01%. Melalui hasil yang diperoleh, dapat
dikatakan bahwa terjadi peningkatan mutu pada Konveksi Gloria.